Mohon tunggu...
Hanum Ilyas
Hanum Ilyas Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu RT

Membaca, menulis, berkebun dan shopping

Selanjutnya

Tutup

Nature

Anak Papua, Tidak Ada Beras Tidak Makan

14 Desember 2024   01:04 Diperbarui: 14 Desember 2024   22:06 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenapa ibunya tidak masak? Karena tidak ada beras.


Jawabannya sesederhana itu, "Mama tidak masak karena tidak ada beras."

Demi Beras dan Mi

Tingginambut, dimana video itu direkam adalah salah satu distrik di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua Tengah. Tingginambut berpenduduk sekitar 11.604 jiwa  di 22 kampung. Luas daerahnya tercatat 197 kilometer persegi atau 2,76% dari luas kabupaten. Distrik ini berada di ketinggian 1.520 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Dari sensus yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, penduduk terbanyak di Tingginambut adalah laki-laki sejumlah 4.429 orang, dan sisanya 2.161 perempuan. Penduduk  produktif berusia 15-64 tahun mendominasi wilayah tersebut sebanyak 4.875 orang, disusul anak dan remaja berusia 0-14 sebanyak 1.498 orang. Sedangkan penduduk berusia lebih dari 65 tahun tercatat ada 217 orang.

Dalam publikasi survey BPS, 2020 yang saya unduh, tidak didapati data terkait pangan di sana. Banyak kolom-kolom kosong yang tidak terisi serupa dengan perut-perut kosong anak-anak di sana.

Bang Ula, polisi dan Youtuber yang bertugas di Tingginambut mengabadikan banyak momen kelaparan anak-anak di sana, didorong oleh hati nuraninya. Banyak dari mereka yang tidak makan dan berlari meminta pertolongan ke pos pemantauan tempat dia berjaga.

Ia pun selalu menerima mereka dengan tangan terbuka. Kebanyakan dari mereka meminta beras, mi instan dan uang tunai, yang mereka barter dengan pangan lokal serupa pisang, mangga, papaya, cabai, tomat, sawi, daun ubi, daun singkong, daun bayam, jagung, kayu bakar, hingga telur ayam.

Ada momen ketika seorang mama menggendong anaknya menukar sebungkus besar daun singkong dalam noken, dengan sekantong beras kira-kira seberat 3 kilogram.

Suatu ketika seorang ibu yang sedang hamil besar mendatangi Bang Ula dengan membawa sekantong besar timun untuk ditukar dengan beras. Setelah mengetahui sang ibu hamil berjalan kaki dari kampung sebelah, Bang Ula memberinya 5 kilogram beras dan satu kotak mi instan.

Jika yang datang anak-anak, kebanyakan dari mereka ingin menukar hasil buminya dengan mi instan. Pisang raja 2 sisir misalnya, dibarter dengan 2-3 mi instan. Ada juga yang membawa sekantong kecil cabai rawit atau beberapa ikat sawi dengan 3-4 bungkus mi instan ditambah dengan sejumlah kudapan, permen atau cokelat yang dimilikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun