Sektor pertanian di Indonesia menjadisalahsatuaspekpentingsebagairodapenggerakekonominegara.Hal ini dikarenakan pertanian dari segiproduksimenjadisektorkedua paling berpengaruhsetelahindustripengolahan.Sedangkanbiladibandingkansektor lainnya pertanian masih berada di posisi teratas selain sektor perdagangan dan sektor konstruksi.Dengan demikian, sektor pertanian mampu mengangkat citra Indonesia di mata dunia, terutama sebagai negara agraris yang cukup produktif (Venture, 2019).
Pertanian selain penggerak ekonomi negara juga sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakatdikarenakansebagianbesarkawasan Indonesia merupakanlahanpertanian.Para petanibiasanyamenggunakantanahuntuk media dalammengembangkanhasilpertanianmereka.Hal tersebut sudah menjadi hal biasa untuk bercocok tanam di kalangan petani.Selain diuntungkan oleh kondisi iklim dan sumberdaya alam yang mendukung, pertanian terutama pada tanaman padi di Indonesia juga didukung oleh sumberdaya manusianya.
Badan Pusat Statistik (2011) melaporkan bahwa produksi padi pada tahun 2010 sebesar 65,98 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 1,58 juta ton (2,46 persen) dibandingkan produksi tahun 2009. Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 234,54 ribu hektar (1,82 persen) dan produktifitas sebesar 0,31 kuintal/hektar (0,62 persen). Kenaikan produksi padi tahun 2010 sebesar 2.09 juta ton, sedangkan realisasi produksi padi Januari-Agustus turun sebesar 0.51 juta ton (Zaki, 2017).
Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan komoditas tanaman pangan utama di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah beras. Permintaan akan beras terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, dan terjadinya perubahan pola makanan pokok pada beberapa daerah tertentu, dari umbi-umbian ke beras. Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia, tanaman padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia setelah serealia, jagung dan gandum.
Produk pangan, khususnya beras, berbagai upaya telahdilakukan agar kebutuhanbahanpokokinidapatdipenuhisendiri.Padatahun 1990 tercatat produksi beras nasional telah mencapai 45,176 juta ton gabah kering giling (GKG) ataukira-kirasetara 29 juta ton beras.Lima tahunkemudian, angkaproduksi mencapai 49,449 juta ton GKG ( setara 31 juta ton beras) (Zaka, 2011).
Beras merupakanbahanpanganpokokdankomoditaspolitik yang sangatstrategis.Dewasaini, denganjumlah penduduk lebih dari 237 juta jiwa, totalkonsumsi beras di Indonesiamencapai 33 juta ton per tahun dan akan terus meningkat sejalan dengan partumbuhan penduduk.
Kekurangan pasokan beras berpotensi mengganggu stabilitas sosial, ekonomi, danpolitiknegara,sehinggabisamenyebabkanruntuhnyakekuasaansuaturezimpemerintahan.Itulahalasanutamamengapapeningkatanproduksiberasmasihmenjadiprioritasutamadalampembangunanpertanian Indonesia (SudaryantodanSwastika, 2008).
Pentingnya peran beras dalam perekonomian dan politik nasional, telah mengundangcampur tangan pemerintah yang sangat besar dalamsistemproduksidanpemasaranberas,terutamapada era OrdeBaru.Dalamsistemproduksipemerintahmemberisubsidi air irigasi,pupuk, benih, pestisida, danbungakreditusahatani.Dalamsistempemasarangabahdanberas,pemerintahmemberilakukanhargadasar (kinihargapembelianpemerintah = HPP) danhargamaksimum (celling price).
Tantangan saat ini adalah bagaimana meraih kembali dan mempertahankan swasembada beras secara berkelanjutan. Keterbatasan dana pembangunan telah mendorong pemerintah untuk mengurangi berbagai bentuk subsidi sarana produksi pertanian. Kondisiinimenyebabkanmeningkatnyabiayaproduksi di tingkatpetani.Pesatnyalajukonversilahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta jenuhnya tingkat penerapan teknologi budidayapadimerupakankendalaseriusbagiupayapeningkatanproduksipadi.Selainitu, tingkatkehilangan hasil pada panen dan pasca panen yang masih relatif tinggi, dapat mengganggu upaya pencapaian target produksi beras nasional.
Upaya penurunan tingkat kehilangan hasil merupakan salah satu potensi peningkatan produksi yang prospektif, di tengah jenuh nya penerapan teknologi budidaya dan sulitnya mencegah konversi lahan.
Luas lahan di Indonesia yang digunakanuntukpenerapanPadiSalibuhinggatahun 2017 sebesar 10.000 hektar. Daerah yang menerapkanPadiSalibuadalah Sumatera Barat sebanyak 2.000 hektar, Jawa Barat 2.000 hektar, Jawa Tengah 2.000 hektar, Jawa Timur 2.000 hektar, Sulawesi Selatan 1.000 hektar dan Bali 1.000 hektar (Dirjen Tanaman Pangan, 2017).
Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi yang mempunyaibanyakkearifanlokal (indigenous knowledge), salahsatunyaadalahPadiSalibu.IstilahPadiSalibulebihdikenaldenganpadiratun, yaitutanamanpadiberasal dari tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telahdipanendanmenghasilkananakanbaruhinggadapatdipanenkembali (Balitbangtan, 2015).
BalaiPengkajianTeknologiPertanian (BPTP) SukaramiKabupatenSolokpadatahun 2013 mengembangkanteknologiPadiSalibu yang menitikberatkanpadateknologi pemotongan di mana padi sebaiknya dipotong sebelum berumur seratus hari, idealnya sepuluh hari sebelum panen. Hal inidimaksudkanuntukpertumbuhananakanbarusehinggapertumbuhananakanmenjadimaksimal (Balitbangtan, 2015).
TeknologiPadiSalibu yang dikembangkan BPTP Soloktelah diakui oleh Kementerian Pertanian sebagai salah satu teknologi tanaman pangan. Pada tahun 2015 pemerintah menargetkan pencapaian swasembada dapat dicapai dalam tiga tahun ke depan, dengan pertumbuhan 2,21% per tahun.
TeknologibudidayaPadiSalibumerupakansalahsatuupayauntukmencapai target tersebut, selain Sumatera Barat PadiSalibujugatelahdicoba di beberapadaerah lain sepertiJawaTimur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Aceh, Sumut, Babel, NTB dan lain-lain (Balitbangtan, 2015).
KabupatenPasaman Barat memiliki 11 kecamatanyaitu : Sungai Beramas, RanahBatahan, Koto Balingka, Sungai Aur, LembahMelintang, GunungTuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo, SasakRanahPasisiedanKinali. NegariTaluberada di kecamatanTalamaudenganluaslahan yang dimilikiNegari Talu yaitu: 99,40kilometerpersegi, atau 30,65 persendariluaswilayahKecamatanTalamau.
NagariTaluadalahsebuahNagarisekaligusibukotadariKecamatanTalamauKabupatenPasaman Barat.NagariTaluterdiridari 5 jorongyaitu:JorongMerdeka, JorongTabekSirah, JorongJaniah, JorongPatamuandanJorongPerhimpunan. Nagari Talu berpenduduk 8020 jiwa terdiri dari 4092 laki-lakidan 3928 perempuan, serta 1988 rumahtangga.NagariTalujugamempunyai fasilitas kesehatan seperti :Puskesmas 1 unit dan fasilitas agama seperti : Masjid 12 buahdanmushola 6 buah (BPS KabupatenPasaman Barat).
Daerah NagariTalu, KecamatanTalamau, KabupatenPasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat targetjadilumbungpadi.Hal ini demi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan membangkitkan ekonomi masyarakat setempat. Dimana masyarakat Nagari Talu sumber penghasilan utama daribertanipadidansebagaipenyediautamauntukkebutuhanpangandi KecamatanTalamaukhususnyadandapatmembantukebutuhanpangan di Pasaman Barat padaumumnyadikarenakanKecamatanTalamaumemilikikondisilingkungan yang cocokuntukditanamitanamanpadi di bandingkandengankecamatan lain di Pasaman Barat yang manaberfokuspadatanamanperkebunan.
Salah satu upaya yang dilakukan, yakni dengan percepatan musim tanam padi menjadi dua kali yang tepat.Setidaknya, dengan luas lahan sawah sebanyak 700 hektar, yang digarap oleh lebih 600 orang dan mampu menghasilkan dan perputaran uang sekitar 3 melinyar per tahun. "Biasanya menanam padi mulaisatu, dansekarangkitadengantanamdua kali lipat," kata PucuakAdaikNagariTalu, TuankuBosa XIV, FadlanMaalipdalammengoperasikannya.
Kebiasaan masyarakat Nagari Talu tentang Sistem turun ke sawah sekali dalam setahun merupakan tradisi menanam padi yang dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat Talu. Tradisi ini dilaksanakan beberapa bulan sebelum memasuki Bulan Ramadhan dengan target panen pada Bulan Ramadhan. Tradisi ini dimulai dari menyemai benih hingga panen yang dilaksanakan secara serentak oleh masyarakat Talu.Waktu menanam yang telah ditentukan ini bukan berasal dari musyawarah masyarakat secara bersama-sama.Namun mengikuti waktu menanam yang dari dulunya dilaksanakan oleh leluhur mereka.
Masyarakat Nagari Talu turun ke sawah secara serentak berdasarkan oleh waktu menanam padi yang dilaksanakan secara turun temurun oleh nenek moyang.Di luar waktu tersebut, masyarakat Nagari Talu tidak melakukan aktivitas pertanian yang berhubungan dengan padi karena kebiasaan masyarakat Nagari Talu setelah mendapatkan hasil panen, hasil panen tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari -- hari seperti di jual dan di konsumsi langsung. Setelah persediaan habis masyarakat Nagari Talu memulai aktivitas bertani tanaman padi kembali.
Kendala yang di alami masyarakat Nagari Talu pada saat bertani yaitu terkaitnya masalah hama, penanaman belum serentak dan pola pertanian yang salah dari padi ke kolam ikan karena pada dasarnya kolam ikan membutuhkan pematang besar, di mana pematang besar dapat mengakibatkan tempat sarang tikus. Kondisi ini berbeda dengan yang di alami oleh petani tanaman padi di kabupaten solok yang mana mereka memiliki sistem teknologi jajar legowo untuk mencapai target hasil produksi yang maksimal. Sistem jajar legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong. Baristanamandanbariskosongnyadisebutdisebutsatubarislegowo, bilaterdapatduabaristanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1 dan empat baris per unit disebut 4:1. Penanaman dengan sistem ini mempermudah perawatan dan menambah populasi padi sekitar 20 hingga 30 persen, mengurangi terserang hama dan penyakit dan sistem ini juga dapat menghemat pupuk.
AdanyaadatistiadatKenegarianTalubahwasanyatidakboleh membunuh tikus. Kepercayaan Negari Talu tentang hama tikus tidak bisa dibunuh dengan kekerasan ataupun di tanggapi dengan kemarahan, karena di tanggapi dengan kemarahan maka tikus semakin banyak atau bertambah sehingga masyarakat di tuntut agar lebih sabar dan tidak membunuh tikus dengan cara sembarangan.Adanyaprogram pemerintahuntukKecamatanTalamauyaitumemberikanbantuanberuparodentisidauntuk membunuh hama tikus dan sistem yang anjurkan oleh pemerintah untuk pengendalian hama tikus ini dengan secara serentak atau bersama, dibandingkan dengan Kabupaten Solok sistem yang diterapkan oleh pemerintah dan petani padi di Kabupaten Solok untuk cara pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan konsep PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang terdiri dari budidaya tanaman sehat, pemberdayaan musuh alami dan pengamatan. Dalam budidaya tanaman sehatmakaperluditerapkanpemakaianbibitungguldansehat, pemupukanberimbangdanpengolahantanahsempurna.
Dalam pemberdayaan musuh alami, pemakaian pestisida kimia tidak boleh sembarangan karena pestisida tidak hanya akan membunuh hama namun juga akan membunuh musuh alami yang akan memangsa hama tersebut. Petani di Kabupaten Solok juga membangun Rumah Singgah Musuh Alami (RSMA) dengan cara menanam tanaman bunga berwarna di sekitar lahan sawah dan adapun sistem yang diterapkan olehKabupatenSolokyaitudengansanitasilingkungan, tanamserentak, umpanberacunsepertipetrokumdanklerat yang bersifat anti koagulan.
Pemerintah merencanakan tanam padi dua kali setahun di Nagari Talu dalam upaya meningkatkan produktifitas dan penghasilan petani.KecamatanTalamaumerupakansalahsatulumbungpaditerutama di Nagari Talu ini perlu ditingkatkan dengan tanam dua kali setahun.Pemerintah sangatmendukungkegiataninikarenasebagailangkahuntukmeningkatkanekonomimasyarakatKecamatanTalamauterutamauntukkepadaNagariTalu.Pihaknya pemerintah akan terus meningkatkan pembinaan terhadap petani terutama pemanfaatan teknologi pertanian. Terkait hamatikus yang selama ini menjadi momok bagi petani nanti bisa diatasi dengan sekolahlapangandankegiatanberupaberburutikusbersamaan agar dapatmengurangipopulasitikus.
SementaraitutokohadatTuankuBosaTalyFadlanMaafitmengatakanmenjagaketahananpangan padi menjadi prioritas pihaknyadalamrangka meningkatkan ekonomipadi.Selama ini petani melaksanakan tanam sekali setahun dengan hasil panen 6 ton /hektar.Untuk itu perlu perubahan dengan tanam dua kali setahun sehingga meningkatkan penghasilan petani.Petani sangat membutuhkan adanya irigasi terpadu sehingga lahan selama ini terkendala air bisa bercocok tanam dengan maksimal.
MasyarakatNagariTalumempunyaiadatistiadattentangmengadakanacaratolabala.Dimana, acaratolabalainimenurutkepercayaanmasyarakat Nagari Talu dapat mengurangi musibah dan acara ini sebagai syukuran agar terhindar dari musibah atau malapetaka.Masyarakat Nagari Talu juga masih banyak berfikir secara kuno dan adanya pemerintah memberikan pelatihan serta teknologi yang mampu membuat perubahan baik dari sektor pertanian maupun merubahpemikiranmasyarakatNagariTalu yang manamasihbanyakpemikirankunomenjadimodrenpadasaatsekarangini.
Masyarakat Nagari Talu melakukan panen padi secara serentak dan bersama- sama oleh para petani di Nagari Talu. Pemerintah juga ikut serta dalam acara panen bersama karena panen merupakan kegiatan akhir dari budidaya tanaman, namun panen juga merupakan kegiatan awal dari pasca panen.Penanganan panen dan pasca panen memiliki peranan penting dalam peningkatan jumlah produksi padi melalui peningkatan kualitas dan kuantitas hasil. Untuk mendapatkan hasil padi yang berkualitas tinggi memerlukan waktu yang tepat, cara panen yang benar dan penanganan pasca panen yang baik. Saat panen yang tepat adalah ketika biji telah masak 95% gabah telah menguning (Prasetyo, 2012).
      Petani Nagari Talu lebih 90 persen menerapkan tanam padi dua kali setahun.Petani di Talu sebelumnya hanya bertanam sekali dalam satu tahun.Karena itu, kelompok tani di wilayahmengungkapkan rasa syukurdenganberzakatdanmakanbersamadalamrangkaianacaramalapehNiaikKuwuaPanen Raya NagariTalu yang digelar di halamanrumahgadangJorongPatomuanNagariTalu, KecamatanTalamau.Sehingga rasa syukurparakelompoktani di KecamatanTalamaudiwujudkandenganmengundangBapakPjsBupatiKabupatenPasaman Barat, Kepala OPD, Anggota DPRD Pasaman Barat, Polres, Dandim, MuspikaKecamatanTalamau, WaliNagariTalu, DPTPH Sumatera Barat, NinikMamakbersertaTokohMasyarakatsetempat.
Padatahuninipetani Nagari Talusukses melaksanakan program tanam padi dua kali setahundengan hasil 12 ton /hektar. Masyarakat Nagari Talu melakukan tanam serentak dan panen serentak.Dengan luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat Nagari Talu mendapatkan hasil 50 miliar dengan 1 kali panen.Dari data yang di sampaikanjumlahlahansawah di KecamatanTalamausaatinimencapai 1.160 ha dan lebih dari 90 persen sudah bertanam dua kali dalam setahun.KekompakanmasyarakatNagariTaludenganniniakmamak, alimulama, pemerintahsetempatsangat terjalin dengan baik.
Dengan hasilpanen yang meningkatsertapanennya 2 kali /tahunpemerintahmemintakkepadaBaznas (BadanAmal Zakat Nasional) turunlangsungke masyarakat di NagariTaluagar petanidapatmemberikanmasing -- masingpetaniberkisar 6 kambuikgabahatau 22 kg padi per orang. Zakat yang di kumpulkanolehpetanikepadaBaznasakan di kembalikankepadapihak yang berwajibsepertipetani yang gagalpanenmendapatkanbantuandariBaznas (BadanAmal Zakat Nasional).
Pada kesempatan ini petani semakin bersyukur, karenapadaacaraPanen Raya iniPemerintahKabupatendan DPRD Pasaman Barat mengapresiasikansemangatdanprestasidariparapetani di KecamatanTalamau yang selamainipanenhanya sekali setahun, maka hari ini di buktikan dengan panendua kali setahundanjugamengapresiasipetani yang telahmenunaikanzakatnya, karenahalinimerupakanbentuk rasa syukur kepada tuhan atas panen yang berlimpah dan dua kali dalam setahun sehingga pemerintah memberikansejumlah bantuan. Penyerahan batuan Benih 6000 ton bibit padi, Traktor 10 unit dan sejumlah peralatanpertaniankepadakelompoktani yang diberikanolehPemerintahdan DPRD KabupatenPasaman Barat.
Â
Daftar Pustaka
Badanpusatstatistik 2020.KabupatenPasaman Barat dalamangka 2020.Http://pasamanbaratkab.bps.go.id.
Venture.2019.Sudah Sejauh Mana Perkembangan Pertanian Indonesia.Kumparan. http://kumparan.Com. Diakses 20 Desember 2019.
Sudaryanto and Swastika. 2008. Development and Policy Issues in Indonesian Rice Industry. Paper presented at the 5LFH_ PROLF\_ )RUXP_ International Rice Research Institute, Los Banos, Philipinnes, 18-19 February, 2008
[Balitbangtan] BalaiPenelitiandanPengembanganPertanian. 2015. PanduanTeknologiBudidayaPadiSalibu. Jakarta: Kementerian Pertanian.
[Dirjen Tanaman Pangan] Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2017. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Padi 2017. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian
Zaki,2017, ResponPertumbuhandanProduksiBeberapaVarietasPadi, surabaya 2015,Pdf
Zaka, 2011, Komuditaspadiindonesia, JurnalBudidayatanamanpadi, surabaya 2011,Pdf
Prasetyo, 2012. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Kanisius.Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H