Mohon tunggu...
zona fz
zona fz Mohon Tunggu... Administrasi - writing

yoga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Besar pada Hasil Pendapatan Tanaman Padi di Nagari Talu

20 Januari 2021   12:08 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:13 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumatera Barat merupakan salah satu propinsi yang mempunyaibanyakkearifanlokal (indigenous knowledge), salahsatunyaadalahPadiSalibu.IstilahPadiSalibulebihdikenaldenganpadiratun, yaitutanamanpadiberasal dari tunas yang tumbuh dari tunggul batang yang telahdipanendanmenghasilkananakanbaruhinggadapatdipanenkembali (Balitbangtan, 2015).

BalaiPengkajianTeknologiPertanian (BPTP) SukaramiKabupatenSolokpadatahun 2013 mengembangkanteknologiPadiSalibu yang menitikberatkanpadateknologi pemotongan di mana padi sebaiknya dipotong sebelum berumur seratus hari, idealnya sepuluh hari sebelum panen. Hal inidimaksudkanuntukpertumbuhananakanbarusehinggapertumbuhananakanmenjadimaksimal (Balitbangtan, 2015).

TeknologiPadiSalibu yang dikembangkan BPTP Soloktelah diakui oleh Kementerian Pertanian sebagai salah satu teknologi tanaman pangan. Pada tahun 2015 pemerintah menargetkan pencapaian swasembada dapat dicapai dalam tiga tahun ke depan, dengan pertumbuhan 2,21% per tahun.

TeknologibudidayaPadiSalibumerupakansalahsatuupayauntukmencapai target tersebut, selain Sumatera Barat PadiSalibujugatelahdicoba di beberapadaerah lain sepertiJawaTimur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan, Riau, Aceh, Sumut, Babel, NTB dan lain-lain (Balitbangtan, 2015).

KabupatenPasaman Barat memiliki 11 kecamatanyaitu : Sungai Beramas, RanahBatahan, Koto Balingka, Sungai Aur, LembahMelintang, GunungTuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo, SasakRanahPasisiedanKinali. NegariTaluberada di kecamatanTalamaudenganluaslahan yang dimilikiNegari Talu yaitu: 99,40kilometerpersegi, atau 30,65 persendariluaswilayahKecamatanTalamau.

NagariTaluadalahsebuahNagarisekaligusibukotadariKecamatanTalamauKabupatenPasaman Barat.NagariTaluterdiridari 5 jorongyaitu:JorongMerdeka, JorongTabekSirah, JorongJaniah, JorongPatamuandanJorongPerhimpunan. Nagari Talu berpenduduk 8020 jiwa terdiri dari 4092 laki-lakidan 3928 perempuan, serta 1988 rumahtangga.NagariTalujugamempunyai fasilitas kesehatan seperti :Puskesmas 1 unit dan fasilitas agama seperti : Masjid 12 buahdanmushola 6 buah (BPS KabupatenPasaman Barat).

Daerah NagariTalu, KecamatanTalamau, KabupatenPasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat targetjadilumbungpadi.Hal ini demi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan membangkitkan ekonomi masyarakat setempat. Dimana masyarakat Nagari Talu sumber penghasilan utama daribertanipadidansebagaipenyediautamauntukkebutuhanpangandi KecamatanTalamaukhususnyadandapatmembantukebutuhanpangan di Pasaman Barat padaumumnyadikarenakanKecamatanTalamaumemilikikondisilingkungan yang cocokuntukditanamitanamanpadi di bandingkandengankecamatan lain di Pasaman Barat yang manaberfokuspadatanamanperkebunan.

Salah satu upaya yang dilakukan, yakni dengan percepatan musim tanam padi menjadi dua kali yang tepat.Setidaknya, dengan luas lahan sawah sebanyak 700 hektar, yang digarap oleh lebih 600 orang dan mampu menghasilkan dan perputaran uang sekitar 3 melinyar per tahun. "Biasanya menanam padi mulaisatu, dansekarangkitadengantanamdua kali lipat," kata PucuakAdaikNagariTalu, TuankuBosa XIV, FadlanMaalipdalammengoperasikannya.

Kebiasaan masyarakat Nagari Talu tentang Sistem turun ke sawah sekali dalam setahun merupakan tradisi menanam padi yang dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat Talu. Tradisi ini dilaksanakan beberapa bulan sebelum memasuki Bulan Ramadhan dengan target panen pada Bulan Ramadhan. Tradisi ini dimulai dari menyemai benih hingga panen yang dilaksanakan secara serentak oleh masyarakat Talu.Waktu menanam yang telah ditentukan ini bukan berasal dari musyawarah masyarakat secara bersama-sama.Namun mengikuti waktu menanam yang dari dulunya dilaksanakan oleh leluhur mereka.

Masyarakat Nagari Talu turun ke sawah secara serentak berdasarkan oleh waktu menanam padi yang dilaksanakan secara turun temurun oleh nenek moyang.Di luar waktu tersebut, masyarakat Nagari Talu tidak melakukan aktivitas pertanian yang berhubungan dengan padi karena kebiasaan masyarakat Nagari Talu setelah mendapatkan hasil panen, hasil panen tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari -- hari seperti di jual dan di konsumsi langsung. Setelah persediaan habis masyarakat Nagari Talu memulai aktivitas bertani tanaman padi kembali.

Kendala yang di alami masyarakat Nagari Talu pada saat bertani yaitu terkaitnya masalah hama, penanaman belum serentak dan pola pertanian yang salah dari padi ke kolam ikan karena pada dasarnya kolam ikan membutuhkan pematang besar, di mana pematang besar dapat mengakibatkan tempat sarang tikus. Kondisi ini berbeda dengan yang di alami oleh petani tanaman padi di kabupaten solok yang mana mereka memiliki sistem teknologi jajar legowo untuk mencapai target hasil produksi yang maksimal. Sistem jajar legowo adalah cara tanam padi di mana padi ditanam dalam beberapa barisan dengan diselingi satu barisan kosong. Baristanamandanbariskosongnyadisebutdisebutsatubarislegowo, bilaterdapatduabaristanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1 dan empat baris per unit disebut 4:1. Penanaman dengan sistem ini mempermudah perawatan dan menambah populasi padi sekitar 20 hingga 30 persen, mengurangi terserang hama dan penyakit dan sistem ini juga dapat menghemat pupuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun