Wittgenstein mengeksplorasi bagaimana makna kata-kata terbentuk melalui penggunaan dalam situasi konkret. Ia berpendapat bahwa kata-kata mendapatkan makna melalui peran fungsionalnya dalam bahasa permainan. Misalnya, dalam "permainan" menyebutkan warna, kata "merah" memiliki makna berdasarkan penggunaannya dalam konteks warna.
3. Private Language Argument (Argumen Bahasa Pribadi):
Wittgenstein mengajukan argumen yang menantang gagasan tentang bahasa pribadi, yaitu bahasa yang hanya dimengerti oleh individu tertentu. Ia berpendapat bahwa bahasa memiliki makna karena norma-norma sosial yang berlaku dalam komunitas bahasa. Tanpa norma ini, bahasa pribadi tidak akan memiliki makna yang stabil.
4. Keluarga Permainan Bahasa:
Wittgenstein mengembangkan konsep "keluarga permainan bahasa" untuk menggambarkan keragaman penggunaan bahasa yang terkait. Ia menunjukkan bagaimana permainan bahasa yang berbeda-beda terhubung dan mempengaruhi satu sama lain, meskipun tidak ada prinsip tunggal yang mengikat semuanya.
5. Realitas dan Penafsiran:
Wittgenstein merenungkan bagaimana kita memberikan makna pada dunia dan bagaimana makna ini terkait dengan bahasa permainan. Ia mengemukakan bahwa realitas dipahami melalui cara kita menggambarkan dan berinteraksi dengannya.
6. Norma-norma dan Penggunaan:
Buku ini menyoroti peranan norma-norma dalam menentukan makna kata. Wittgenstein menunjukkan bahwa norma-norma sosial dan peraturan-peraturan yang diterapkan dalam komunitas berkontribusi pada makna yang kita atribusikan pada kata-kata.
7. Analisis terhadap Konsep:
Wittgenstein melanjutkan dengan menganalisis konsep-konsep filosofis seperti arti, tujuan, keyakinan, dan lain-lain. Ia menunjukkan bagaimana penggunaan bahasa dapat mengungkapkan makna yang terkait dengan konteks tertentu.