Mohon tunggu...
Fezzilla Jihan Rabbani
Fezzilla Jihan Rabbani Mohon Tunggu... Lainnya - Customer Service PT. Grab Teknologi Indonesia

hobi saya adalah olah raga dan mencari berita maupun informasi terupdate

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bias Gender Dalam Media Sosial Instagram

5 Januari 2024   12:10 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:20 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggapan Pada Postingan Kelulusan Belva Devara. Foto : Instagram/@belvadevara

Berbeda dari perempuan, laki-laki seringkali dilihat dari gelar pendidikan ataupun pekerjaan yang dimilikinya. Selama seorang laki-laki memiliki pekerjaan dan bisa menafkahi keluarganya --terlebih jika laki-laki tersebut memiliki pekerjaan dengan gaji besar atau gelar yang tinggi-- hal itu dianggap sudah lebih dari cukup.

Komentar - komentar diatas, menunjukkan bias gender dalam masyarakat. Seperti yang diketahui, salah satu bias gender di Indonesia adalah adanya anggapan bahwa perempuan tidak perlu menuntut ilmu tinggi-tinggi karena pada akhirnya hanya akan menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja. Padahal, menuntut ilmu adalah hak tiap orang tidak peduli laki-laki ataupun perempuan.

Dapat disimpulkan bahwa bias gender yang ada karena konstruksi sosial dalam masyarakat juga tedapat dalam media sosial. Bias gender dalam media sosial pada perempuan tampil dengan banyaknya komentar tentang penampilan fisik perempuan yang menggunakan kata "cantik", "beautiful", "cakep", serta "gorgeous" (menawan). Komentar-komentar seperti ini merupakan bias gender pada perempuan yang cenderung menilai perempuan dari penampilannya terlepas dari prestasi dan pencapaian yang telah diraih.

Pada laki-laki, bias gender yang tampak dalam media sosial biasanya berkaitan dengan sosok idaman, entah sebagai anak, suami, ataun menantu. Bias gender dalam media sosial pada laki-laki biasanya menampilkan kata "idaman", "calon suami", serta "calon jodoh". Komentar-komentar seperti ini merupakan bias gender pada laki-laki yang menilai laki-laki berdasarkan gelar pendidikan atau pekerjaan untuk bisa menjadi "calon (anak, suami, menantu) idaman". Laki-laki dinilai dari gelar pendidikan atau pekerjaannya karena laki-laki harus mencari nafkah bagi keluarga, yang dapat dilihat dari gelar pendidikan atau pekerjaannya sebagai prospek masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun