Mohon tunggu...
Fezzilla Jihan Rabbani
Fezzilla Jihan Rabbani Mohon Tunggu... Lainnya - Customer Service PT. Grab Teknologi Indonesia

hobi saya adalah olah raga dan mencari berita maupun informasi terupdate

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bias Gender Dalam Media Sosial Instagram

5 Januari 2024   12:10 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:20 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanggapan Pada Postingan Kelulusan Belva Devara. Foto : Instagram/@belvadevara

Apakah bias gender masih relevan pada zaman saat ini? Bias merupakan kondisi yang memihak atau merugikan. Sedangkan gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun budaya. Dan bias gender pun dapat terjadi dalam $ Media Sosial$ .

Salah satu media sosial yang populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah $ Instagram$ . Instagram sendiri merupakan media sosial yang memudahkan penggunanya untuk berbagi tulisan, foto, serta video. Selain itu, fitur Instagram yang memberikan kemudahan untuk mengunggah tulisan, foto, serta video secara bersamaan serta adanya fitur kolom komentar memudahkan orang untuk mengunggah konten interaktif yang dapat menarik warganet untuk berkomentar. Melalui fitur-fitur tersebut, dapat terjadi banyak interaksi warganet di Instagram.

Maudy Ayunda dan Belva Devara merupakan figur publik Indonesia yang aktif menggunakan dan mengunggah foto ataupun video di Instagram. Maudy Ayunda dan Belva Devara terkenal di kalangan warganet karena prestasi yang mereka miliki karena keduanya merupakan lulusan universitas ternama dunia serta memiliki cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Jika dilihat, Maudy Ayunda dan Belva Devara terlihat memiliki banyak kesamaan. Namun karena perbedaan jenis kelamin mereka berdua, tanggapan masyarakat terhadap unggahan di Instagram mereka pun berbeda. Perbedaan tersebut menggambarkan bias gender warganet terhadap Maudy Ayunda dan Belva Devara yang disampakan melalui komentar pada unggahan Instagram mereka. Di Indonesia, bias gender yang ada di lingkungan masyarakat tidak jarang tergambar dalam media sosial.

Perbedaan tersebut mungkin terdengar biasa saja, namun hal itu terlihat cukup mencolok jika dilihat dari berbagai respon terhadap salah satu unggahan Maudy Ayunda dan Belva Devara di Instagram. Pada saat Maudy Ayunda mengunggah sebuah video singkat yang memuat video kelulusan serta kenangannya selama menempuh pendidikan di Universitas Stanford. Unggahan tersebut mendapat banyak respon dari warganet Indonesia di Instagram. Video unggahannya tersebut mendapat lebih dari 10.000 komentar. Belva Devara juga memiliki sebuah unggahan foto kelulusannya dari Universitas Harvard serta mengumumkan bahwa ia terpilih untuk menerima penghargaan sebagai lulusan Harvard Kennedy School terbaik. Unggahan Belva Devara tersebut juga mendapat banyak respon dari warganet dan telah disukai oleh dengan lebih dari 4.000 komentar.

Unggahan Maudy Ayunda memiliki komentar yang mengomentari penampilan penampilan fisik atau kecantikannya, komentar-komentar tesebut biasanya mengandung kata-kata "cantik" atau "beautiful" dalam bahasa Inggris untuk Maudy Ayunda.

Beberapa Komentar Pada Postingan Kelulusan Maudy Ayunda. Foto : Instagram/@maudyayunda
Beberapa Komentar Pada Postingan Kelulusan Maudy Ayunda. Foto : Instagram/@maudyayunda

Sedangkan pada unggahan Belva Devara, komentar yang dominan adalah komentar yang menyatakan bahwa dirinya merupakan sosok idaman. Belva Devara sebagai seorang laki-lakilebih dilihat dari prestasi dan pencapaiannya. Karena itu, ia dikatakan sebagai sosok laki-laki yang ideal entah itu sebagai seorang suami, menantu, atau bahkan anak.

Tanggapan Pada Postingan Kelulusan Belva Devara. Foto : Instagram/@belvadevara
Tanggapan Pada Postingan Kelulusan Belva Devara. Foto : Instagram/@belvadevara

Terlihat bahwa terdapat perbedaan komentar dominan dalam unggahan Maudy Ayunda dan Belva Devara. Komentar dominan dalam unggahan Maudy Ayunda adalah komentar tentang fisik dan kecantikannya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat objektifikasi perempuan pada Maudy Ayunda. Objektifikasi perempuan terjadi ketika perempuan hanya dinilai dari penampilan fisiknya. Dalam konstruksi sosial masyarakat Indonesia, laki-laki sebagai pencari nafkah dituntuk untuk berpendidikan tinggi, menjadi orang yang sukses atau memiliki pekerjaan yang tetap. Dua perbedaan tersebut menunjukkan bias gender yang cukup jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun