Mohon tunggu...
Zikri Aulia
Zikri Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari dan Pemulung Informasi

Manusia yang hobi mulung, mencari, memungut dan mengumpulkan informasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Saraf dalam Tubuh: Jejak Sejarah Rumah Sakit Bedah Saraf Putri Margriet di Jakarta (1946)

29 Desember 2023   20:38 Diperbarui: 29 Desember 2023   21:01 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.4. Pembukaan Rumahsakit Putri Margriet Jakarta, Sumber: Sumber: Rode Kruis Batavia, Het Princes Margriet Hospitaal, (20 Sep 1946). hlm. 1

Mereka dilatih seperti memandikan pasien ketika pasien rawat inap, mencatat suhu tubuh pasien, mengukur denyut nadi pasien dan lainnya. Pelatihan berlangsung setiap hari dari pagi hingga sore, setiap pelatihan dibekali pembelajaran teori. 

Jadwal pelatihan calon perawat dirancang sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelayanan rumah sakit Putri Margriet. Sejak dibukanya pelatihan khusus perawat, rumah sakit Putri Margriet kini memliki calon perawat berjumlah 243 siswa yang siap menjadi perawat dan staff di rumah Sakit Putri Margriet.(*)

Pada akhir tahun 1950-an, kemerosotan kondisi ekonomi berdampak buruk pada perkembangan bedah saraf. Kurangnya peralatan modern membatasi jangkauan layanan pada pelayanan yang tersedia. 

Pada awal tahun 1953, Dr. dr. SK Handoyo berhasil menyelesaikan pendidikanya pada bidang bedah saraf di Belanda dan menjadi ahli bedah saraf pertama di Indonesia. Setibanya di tanah air dr. handoyo mulai menjalankan profesinya di rumah sakit Putri Margriet.(*) 

Lima tahun kemudian, dua dokter Indonesia dr. Soewadji Prawirohardjo dan dr. Basoeki menyelesaikan pelatihan bedah saraf di luar negeri dan bergabung dengan dr. SK Handoyo di rumah sakit Putri Margriet. 

Pelayanan bedah saraf di rumah sakit Putri Margriet terus berkembang tanpa adanya perubahan pelayanan, fasilitas serta jumlah dokter bedah saraf. Dr. SK Handoyo dan dan dr. Soewadji Prawirohardjo bertanggung jawab atas pelayanan bedah saraf di Jakarta sedangkan, dr. Basoeki dipindahkan ke Surabaya Universitas Airlangga, untuk mengembangkan layanan bedah saraf di bagian timur Indonesia.(*)

DAFTAR PUSTAKA

Eka Julianta, Neurosurgery in Indonesia, (Jurnal International Neurosurgery in Indonesia, Vol 1, 6, 2015, hlm. 2. https://sciendo.com/abstract/journals/inj/1/1/article-p77.xml.

Mumuh Muhsin Z, Bibliografi Sejarah Kesehatan pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, (Jurnal Paramita Vol. 22 2, 2012).

De Locomotief, Prinses Margriet Hospitaal, 27 Juli 1948.

Het Dagblad, Chirurgische kliniek van het Prinses Margriet-hospitaal, 19 Februari 1949.

Het Dagblad, Margriet Hospitaal, 21 Januari 1946.

Het Dagblad, Neuro-Chirurgische kliniek. 19 Februari 1949.

Het Dagblad, Prinses Margriet Hospitaal, 8 Maret 1946.

Het Dagblad, Prinses Margriet Hospitaal, 3 April 1946.

Het Dagblad, Reeds 4500 kleine Batavianen zagen het levenslicht in onze drie Kraamklinieken. 19 Februari 1949.

Het Dagblad, Prinses Margriet Hospitaal, 14 Januari 1948.

Het Dagblad, Verplegend personeel in opleiding, 19 Februari 1949.

Het Nieuwsblad van het zuiden, Dr. De Grood tijdelijk naar Indonesi, 25 Juli, 1950.

Java Bode, Prinses Margriet Hospitaal, hlm. 5.

Palang Merah Indonesia, Sejarah Palang Merah Indonesia, https://pmikotasemarang.or.id/sejarah-lengkap/ (di kunjungi 12 November 2023).

PERSPEBSI, History of Indonesia Society of Neorosurgery, http://www.ins.or.id/ (di Kunjungi 12 November 2023).


***

   

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun