"Lo mau kita mati bareng mereka?" tanya  Fedro dengan nada memaksa kehendak sebelumnya.
"Sama-sama datang, sama-sama pulang. Satu tenggelam semua dikenang."
"Oke! Kita ke dermaga 208, putar balik di sana. Ingat! Lo semua harus cari cara menghindari bongkar muat peti kemas!" seru Fedro ke anggota Gold Fangs. Sementara peluru terus mendesing selepas meletup hebat dari revolver Felix. "Lo semua harus ikuti gue, oke?!!" teriaknya lagi.
Vito kembali menyusul Felix di belakang dan diikuti Rexa, sementara seorang sopir meloncat dari forkliftnya ketika Fedro melanju mendekatinya. "WOY!!! GILA, LO!" maki sopir itu setelah terguling, untung saja Fedro dan tiga mobil di belakangnya berhasil menghindarinya, termasuk Felix.
Sopir itu segera berjalan ke arah forklift, namun dari arah sebelumnya tiba-tiba terdengar lengkingan klakson panjang dari seorang Vito. "Lo gila! Apa?!" maki Vito dengan tatapan nanar dan ketukan klakson menyebalkan.Â
"Lo yang gila, ini pelabuhan, lo ngapain di sini?"
Vito keluar dari mobil, ia langsung saja menarik rambut dari kepala sopir itu. "Lo dengar, ya! Gue Vito, ini kawasan gue."
"Ampun, Bang! Gue enggak tahu kalau elo." kata sopir dengan meringis, semua orang pelabuhan tahu kalau Vito adalah ketua mafia di sini.
"Bos!" teriak Rexa, ia segera menghentikan mobilnya lalu menyelamatkan sopir itu. "Lo jangan egois dong, dia enggak apa-apa kali."
"Iya, Bang. Gue enggak tahu, sumpah."
"Lo dengar kan, Man?"