Adapun gejala disleksia ini antara lain:
1. Â Â Â Â Â Â Ragu-ragu dan lambat dalam berbicara.
2.    Kesulitan  memilih kata  yang  tepat  untuk  menyampaikan  maksud  yang diucapkannya  Bermasalah  dalam  menentukan  arah  (atas -- bawah)  dan  waktu    (sebelum -- sesudah, sekarang-kemarin).
3.    Kesalahan mengeja yang dilakukan terus-menerus, seperti misalnya kata "gajah" ducapkan  menjadi  "gagah". kata  "ibu"  ducapkan  menjadi  "ubi",  kata  "pipa" menjadi "papi".
4. Â Â Â Membaca kata demi kata secara lamban dan intonasi naik turun.
5.    Membalikkan  huruf,  kata,  dan  angka  yang  mirip,  misalnya  b  dengan  p,  u dengan n, kata kuda dengan daku, palu dengan lupa, 2 -- 5, 6 -- 9.
6.    Kesulitan dalam menulis, misalnya menuliskan namanya sendiri "Rosa" menjadi  Ro5a,  menuliskan  kata  "Adik"  menjadi  4dik  (huruf  S  dianggap  sama dengan angka 5, huruf A dianggap sama dengan angka 4).
Mari terus kita deteksi sejak dini, dan perhatikan pertumbuhan serta perkembangan anak -- anak kita sebagai "Golden Age" atau periode emas yang harus di dapatkan oleh anak usia dini, dan juga hak -- hak anak dalam berekplorasi yang patut terus mendapat stimulus dari setiap orang tua, tururnya. (Muhammad Razidinnor, 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H