Jam menunjukkan pukul 19.40, kami sudah berada di Stasiun Peterongan, dan akan melanjutkan perjalanan dengan menaiki ojek online, beruntung jarak rumah Azki dengan stasiun tidak jauh, hanya sekitar 15 menit saja.
Saat tiba mendekat ke rumah Azki pun, kami cukup percaya diri karena berada dekat dengan titik lokasi ada tenda hajatan lengkap bersama sound horegnya. Dan benar dugaan kami, itu rumah Azki. Malu-malu tapi mau, saya dan sulis berjalan dengan hati-hati mendekati lokasi, beruntung ada bapak ramah yang menyambut kami dan memanggilkan Azki untuk kami.
Bertamu dan Bertemu dengan Azki
Azki pun keluar dari rumahnya, dengan senyum simpul sambil tidak menyangka akan kedatangan kami secepat ini. Saya dan sulis berjalan cepat menuju azki, begitu pula sebaliknya, kami pun saling berpelukan, layaknya sahabat yang sudah lama tidak bertemu, ya memang sudah selama itu sih...
Kami pun dipersilahkan masuk oleh Azki ke dalam kamarnya, tak lama setelahnya, kami diberikan nasi rawon khas hajatan, sangat cocok disantap saat sedang hangat-hangatnya. Tetapi sebelum itu, Saya dan Sulis menyempatkan untuk bertutur sapa dan bersalaman dengan seluruh ibu-ibu rewang yang sedang sibuk mempersiapkan hari esok.
Salaman usai, akhirnya kamipun menyantap rawon hasil karya para ibu rewang, sedap dan kaya akan rempah khas masakan jawa timur-an. Setelah selesai makan, saya pun mengajak Azki dan Sulis keluar rumah sambil menunggu Winda dan Titis datang.
Akhirnya Kami Berlima Duduk MelingkarÂ
Bukan soal tes TIU CPNS ya teman-teman, tapi memang begitu adanya, obrolan kami pun semakin ramai  akan kedatangan Winda dan Titis, lima orang, lengkap. FYI, Winda adalah mahasiswa kedokteran di salah satu PTN di Surabaya, dan Titis adalah Mahasiswa pascasarjana Fisika Murni di PTN Surabaya juga.
Sama halnya saat bertemu dengan sulis pertama kali, obrolan pertama adalah tentang kesibukan saat ini dan apa angan yang ingin digapai di waktu terdekat, dan tidak bisa terlewat adalah topik mengenai kisah cinta Azki dan suaminya, yang tentu sangat romantis.
Hingga tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Titis pun mengeluh ngantuk, dan meminta  untuk menyegerakan upacara bridal shower ala-ala kepada Azki secepatnya. Saya bertugas membawa kue yang cukup tidak selamat karena jarak yang cukup jauh dari rumah saya, agak penyet dikit, sangat tidak estetik, sulis membawa lilin, sedangkan titis dan winda yang bertugas untuk mendandani Azki.
Bridal Shower Ala-AlaÂ
Bridal shower memang bukan sebuah tradisi wajib, namun beberapa orang terdekat, seperti sahabat akan menyempatkan dan memberikan kejutan di malam terakhir sebelum status berubah menjadi seorang istri, acara inti dari bridal shower itu sendiri hampir mirip dengan acara ulang tahun, yang mana ada kejutan, tiup lilin, dan doa yang dipanjatkan oleh pihak yang memiliki hajat.Â