Mohon tunggu...
Zida Sinata Milati
Zida Sinata Milati Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer, Content Creator, Writer

Seorang freelancer yang menyenangi dunia content creator dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manajemen Porsi Gula dan Garam yang Bisa Diterapkan Sehari-hari

4 Agustus 2024   08:51 Diperbarui: 5 Agustus 2024   19:05 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi garam dan gula (Sumber: Thinkstockphotos via KOMPAS.com)

Sekilas saat mendengar kalimat "batasi gula dan garam pada makanan dan minuman", apakah pikiran Anda langsung terbayang dengan makanan yang disajikan di rumah sakit, yang terkenal dengan label hambarnya jika dibandingkan dengan makanan siap saji atau makanan kemasan seperti mie instan. 

Betapa tidak, makanan dan minuman yang ada di rumah sakit adalah makanan khusus yang memang disesuaikan dengan kondisi kesehatan para pasien.

Tentu bukan sembarang makanan yang diberikan, tetapi telah melewati beragam pertimbangan sebelum makanan masak dan siap didistribusikan kepada pasien.

Ada namanya proses asuhan gizi terstandar (PAGT) yang dilakukan oleh seorang ahli gizi, guna menentukan jenis diet yang tepat, berapa kalori, serta zat gizi yang dibutuhkan agar tidak memperburuk kondisi sakitnya.

Perbaiki mindset dan luruskan niat

Pola makan sehat merupakan salah satu upaya preventif yang mudah dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan tertentu, apakah kita cukup aware dengan memerhatikan apa yang kita makan sehari-hari atau abai, yang penting makan enak, urusan lain belakangan. Kesehatan pada diri sendiri adalah murni tanggungjawab pribadi. 

Sudah selayaknya kita mulai menerapkan manajemen porsi gula dan garam dalam konsumsi harian sedini mungkin, jangan menunggu datangnya penyakit pada tubuh, seperti diabetes dan hipertensi, baru menerapkan diet rendah gula dan garam untuk mencegah perburukan kondisi.

Makanan sehat tidak hanya berisi beranekaragam pangan dalam satu porsi piring makan, namun juga ada pertimbangan lain, yakni teknik pemasakan dan pemberian seasoning yang nantinya mempengaruhi zat gizi akhir saat makanan disajikan di meja makan.

Harapannya, tentu nantinya ada perubahan pola makan, terlebih dalam konsumsi gula dan garam harian, bukan hanya pada saat banyak berseliweran artikel yang menyuruh untuk membatasi konsumsi gula-garam ataupun saat sedang banyak FYP tiktok tentang lonjakan kasus gagal ginjal anak akibat minum-minuman manis. Tetapi dapat bersifat longlasting.

Perubahan ini, tidak harus langsung cut off, tidak menggunakan sama sekali, yang ada berat badan akan turun karena makanan terlalu hambar.

Namun bisa sedikit demi sedikit, misalnya dari yang setiap harinya mengonsumsi teh dengan takaran gula pasir sebanyak 2 sendok makan (sdm), menjadi satu sendok makan saja, kemudian bertahap menjadi setengah sdm saja.

Gula dan garam sebagai main character dalam bumbu dapur?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun