Mohon tunggu...
Ziah Febriyanti
Ziah Febriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Music enthusiast and film lover. Enjoys spending time reading novels, finding inspiration, and savoring meaningful moments.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisis Strategi Kampanye Politik Tri Adhianto - Abdul Harris Bobihoe (RIDHO) sebagai Pasangan Calon Pilkada Bekasi 2024 melalui New Media

13 Januari 2025   17:27 Diperbarui: 13 Januari 2025   20:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ziah Febriyanti dan Saeful Mujab, S.Sos,M.I.Kom

Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

ABSTRAK

Artikel ini menganalisis strategi kampanye pasangan calon kepala daerah Bekasi 2024, Tri Adhianto Tjahyono dan Abdul Harris Bobihoe (RIDHO), dalam memanfaatkan media baru (new media) sebagai elemen utama kampanye politik mereka. Fokus utama terletak pada efektivitas penggunaan platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Twitter untuk membangun dukungan publik, menciptakan citra positif, dan meningkatkan keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara, kajian literatur, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media baru memungkinkan penyampaian pesan yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Namun, strategi ini juga menghadapi tantangan berupa penyebaran misinformasi, persaingan ketat, dan keterbatasan akses teknologi di beberapa kalangan. Artikel ini memberikan wawasan strategis mengenai pemanfaatan media digital dalam kampanye politik di era modern sebagai studi kasus Pilkada Kota Bekasi 2024.

PENDAHULUAN

Di Indonesia, gerakan reformasi 1998 menjadi tonggak penting dalam sejarah politik bangsa. Salah satu implikasi reformasi adalah pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung, yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memilih pemimpin mereka secara lebih demokratis. Pilkada menjadi instrumen penting dalam menumbuhkan nilai-nilai demokrasi, seperti partisipasi aktif, responsivitas, dan akuntabilitas pemimpin. Dalam konteks ini, partisipasi publik tidak hanya menjadi kebutuhan politik tetapi juga representasi keberhasilan sistem demokrasi yang terus berkembang di Indonesia (Suyatno, 2016).

Sejak diberlakukannya sistem pilkada langsung, Kota Bekasi telah menjadi salah satu contoh dinamika politik lokal yang menarik untuk diamati. Pasangan Rahmat Effendi dan Ahmad Syaikhu, misalnya, berhasil merebut perhatian masyarakat dalam Pilkada 2010 melalui program-program pembangunan infrastruktur yang signifikan. Keberhasilan ini memberikan mereka dukungan yang kuat untuk melanjutkan kepemimpinan di periode berikutnya. Namun, dengan semakin majunya teknologi dan meningkatnya peran media digital, pola kampanye politik mengalami transformasi besar. Pada Pilkada 2020, penggunaan media sosial mulai menjadi strategi utama bagi para calon untuk menjangkau pemilih muda dan menyampaikan pesan kampanye yang lebih inovatif.

Memasuki Pilkada Kota Bekasi 2024, pasangan Tri Adhianto Tjahyono dan Abdul Harris Bobihoe, yang dikenal dengan akronim "RIDHO," muncul sebagai salah satu kandidat yang berpotensi besar. Dalam era digital ini, media baru atau new media menjadi elemen penting dalam strategi kampanye mereka. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter tidak hanya memungkinkan penyebaran informasi yang cepat tetapi juga memberikan peluang untuk membangun komunikasi dua arah dengan pemilih. Dengan populasi Kota Bekasi yang semakin terhubung dengan teknologi digital, pasangan RIDHO memanfaatkan media sosial untuk menjangkau generasi milenial dan Gen Z, yang merupakan segmen pemilih potensial.

Penggunaan new media menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan media tradisional. Selain dapat menjangkau audiens yang lebih luas, new media memungkinkan interaksi yang lebih personal dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kandidat dapat menyampaikan visi dan misi mereka dalam format yang lebih menarik dan mudah dicerna, seperti video pendek, gambar, atau infografis. Dengan strategi yang tepat, pasangan RIDHO dapat memperkuat citra mereka sebagai pemimpin yang inovatif dan dekat dengan masyarakat. Namun, pemanfaatan new media juga memiliki tantangan tersendiri, seperti ancaman misinformasi, berita palsu, dan serangan siber yang dapat merusak reputasi kandidat (Mubarok, 2022).

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi kampanye pasangan Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe dalam memanfaatkan new media. Fokus utama terletak pada efektivitas penggunaan media sosial dalam membangun dukungan publik, membentuk citra positif, serta mengatasi tantangan di era digital. Analisis ini juga akan membahas dampak kampanye digital terhadap opini publik, termasuk bagaimana pasangan RIDHO meningkatkan kesadaran masyarakat, membangun keterlibatan, dan menciptakan citra sebagai pemimpin yang solutif. Dengan demikian, artikel ini tidak hanya menjadi studi kasus bagi kampanye pasangan RIDHO tetapi juga referensi penting dalam memahami dinamika kampanye politik di era digital.

KAJIAN LITERATUR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun