Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Merdeka Mengasuh dengan Membiasakan Anak Deep Play

23 Agustus 2023   03:31 Diperbarui: 23 Agustus 2023   11:27 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika sampai di rumah, anak-anak jadi lebih diarahkan untuk ber-deep-play karena sebagian energinya telah tersalurkan saat beraktivitas fisik.

4. Memastikan lingkungan aman
Deep play akan menjadi berbahaya apabila lingkungan di sekitar anak-anak bermain tidak aman. Ketika deep-play, anak-anak seringkali kurang aware terkait keamanan lingkungannya. Perlu sekali memastikan sebelum bermain tidak ada hal-hal yang membahayakan anak-anak di sekitar mereka.

5. Menyediakan open-ended toys
Mainan yang pasif seperti lego, balok, masak-masakan, dll, membuat anak-anak lebih aktif dalam memanipulasi mainan tersebut. Anak-anak jadi terasah kreativitas dan imajinasinya ketika bermain dengan mainan seperti di atas (open ended toys). Memainkan open ended toys dapat pula merangsang anak deep play.

6. Membuat kesepakatan
Kesepakatan perlu dibuat sebelum anak-anak bermain supaya anak-anak dan lingkungan tetap aman. Kesepakatan yang biasanya kami terapkan diantaranya: tidak menggunakan bahan yang ada di kulkas, tidak menggunakan bahan makanan di dapur, tidak pakai air di dalam rumah, setelah selesai dibereskan semua, dll sesuai dengan kondisi pada saat itu. Adanya kesepakatan akan melatih anak untuk setting boundaries bagi diri mereka sendiri dan membuat orangtua lebih tenang.

7. Tidak banyak menginterupsi
Sebagai orangtua, kita seringkali merasa perlu mengomentari atau menginterupsi permainan anak yang tidak sesuai dengan pakemnya. 

Interupsi ini ternyata justru membuat anak kehilangan konsentrasi saat deep play. Orangtua perlu memberikan kepercayaan kepada anak dengan tidak banyak menginterupsi kecuali apa yang mereka lakukan sudah benar-benar membahayakan.

Selain manfaat bagi anak yang telah disebutkan di atas, deep play anak juga bermanfaat untuk orangtua. Orangtua jadi punya jeda untuk melakukan hal lain atau istilah kerennya me-time. 

Kami sendiri merasakan, ketika anak-anak sudah terbiasa deep-play, kami jadi bisa melakukan apa yang kami suka dengan lebih leluasa. 

Dampaknya, mengasuh anak jadi terasa lebih menyenangkan dan membahagiakan sehingga emosi kami jadi lebih stabil. Ternyata, mengasuh balita bisa semerdeka ini :")

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun