Contohnya, kursi yang berubah jadi rumah-rumahan, boneka yang didandani lengkap dari popok hingga jilbab dan kaos kaki, buku-buku yang berubah jadi tenda, dan sederet kreativitas cerdas lain.Â
Pernah pula terjadi hal-hal yang ekstrim seperti telur yang dipecah di dalam gelas untuk mereka masak-masakan, adonan tepung beraneka warna, sayuran tercacah dan tercampur dengan pasir, beras diwarnai dengan pewarna, teras penuh pasir atau air, dan sederet aktivitas ajaib lain yang seringkali menimbulkan pertanyaan,"Kok kepikiran sih?", saking tidak habis pikirnya dengan kreativitas anak-anak.
*****
Deep play, ditengarai memiliki banyak manfaat, diantaranya: anak jadi lebih kreatif, melatih fokus dan konsentrasi, lebih percaya diri, melatih kemampuan berbahasa dan melatih skill problem solving. Menariknya, deep play bahkan dianggap lebih signifikan dalam melatih fokus anak dibanding permainan yang terstruktur.
Sayangnya, deep play seringkali tidak terjadi dengan sendirinya. Perlu dikondisikan supaya mereka bisa benar-benar dalam kondisi fokus dalam bermain. Beberapa hal yang sering kali kami lakukan diantaranya:
1. Memastikan perut kenyang dan tidak mengantuk
Makan dan tidur adalah kebutuhan dasar manusia. Apabila kurang makan dan kurang tidur, seseorang akan kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.Â
Begitu pula anak-anak. Ketika mereka kelaparan atau mengantuk, tubuh mereka menjadi tidak nyaman dan banyak merengek. Maka, supaya mereka nyaman dalam bermain, perlu sekali untuk memastikan anak-anak cukup makan dan tidur.
2. Terpenuhi tangki cintanya
Anak-anak yang kurang terpenuhi tangki cintanya cenderung 'berulah' untuk mencari perhatian. Di sisi lain, ketika kebutuhan afeksi mereka terpenuhi, anak-anak jadi lebih percaya diri dan ceria.Â
Tangki cinta atau kebutuhan afeksi anak dapat dipenuhi dengan tidak memarahi atau membuat mereka kecewa, sedih atau marah, memeluk, mencium, menyatakan rasa sayang, membuatkan makanan kesukaan, atau hal lain yang disukai anak.
3. Aktivitas fisik yang cukup
Saya perhatikan, apabila kurang aktivitas fisiknya, anak-anak jadi lebih sering tantrum karena energinya tidak tersalurkan. Penting sekali memastikan aktivitas fisik tercukupi.Â
Di keluarga kami, kami biasa berjalan-jalan, bersepeda atau mengajak anak-anak main di playground pagi hari setelah sarapan.Â