"Bunda bobo dulu sebentar ya kak. Main sendiri dulu ya"
... 30 menit kemudian...
"Bunda, Bunda udah bangun?"
"Bunda udah cegel (read: seger)?"
"Alhamdulillah Bunda udah cegeel", ujar Adik ketika saya bangun tidur
Syukur Alhamdulillah, anak-anak kami (2 tahun & 4 tahun) terbiasa main sendiri sehingga saya jadi bisa tidur siang. Tinggal minta izin, Kakak dengan sigap ajak Adik main. Mereka kemudian bisa bermain dengan asyik tanpa banyak minta bantuan.
Saya yakin, anak-anak perlu sekali punya waktu untuk main mandiri tanpa bantuan orang dewasa. Mereka akan mengeksplor mainan atau lingkungan sekitarnya dengan dipandu oleh inner teacher mereka.Â
Mereka dapat menjadi sangat fokus, seolah-olah masuk ke dalam diri mereka sendiri dan surprisingly menemukan banyak hal baru tanpa diberitahu orang lain. Mereka juga jadi bisa menemukan solusi secara mandiri atas masalah yang mereka temukan sepanjang bermain. Bermain yang seperti ini dikategorikan sebagai deep-play.
Di keluarga kami, kakak dan Adik bisa ber-deep play baik bersama atau sendiri (ketika salah satunya tidak di rumah atau tidur) selama 30 menit sampai 2 jam.Â
Selama mereka bermain sendiri, saya jadi bisa melakulan pekerjaan rumah, membaca buku, menulis artikel, atau bahkan tidur. Kadang mereka akan minta bantuan apabila mengalami kesulitan yang tidak bisa mereka atasi. Tapi setelah dibantu, mereka akan kembali ke permainan mereka dengan asyik.
Ketika anak-anak selesai, sering saya dapati bentuk lego bermacan-macam mulai dari binatang, bangunan, hingga sebuah kota. Tidak jarang pula ada sesuatu yang incredible terjadi.Â
Contohnya, kursi yang berubah jadi rumah-rumahan, boneka yang didandani lengkap dari popok hingga jilbab dan kaos kaki, buku-buku yang berubah jadi tenda, dan sederet kreativitas cerdas lain.Â
Pernah pula terjadi hal-hal yang ekstrim seperti telur yang dipecah di dalam gelas untuk mereka masak-masakan, adonan tepung beraneka warna, sayuran tercacah dan tercampur dengan pasir, beras diwarnai dengan pewarna, teras penuh pasir atau air, dan sederet aktivitas ajaib lain yang seringkali menimbulkan pertanyaan,"Kok kepikiran sih?", saking tidak habis pikirnya dengan kreativitas anak-anak.
*****
Deep play, ditengarai memiliki banyak manfaat, diantaranya: anak jadi lebih kreatif, melatih fokus dan konsentrasi, lebih percaya diri, melatih kemampuan berbahasa dan melatih skill problem solving. Menariknya, deep play bahkan dianggap lebih signifikan dalam melatih fokus anak dibanding permainan yang terstruktur.
Sayangnya, deep play seringkali tidak terjadi dengan sendirinya. Perlu dikondisikan supaya mereka bisa benar-benar dalam kondisi fokus dalam bermain. Beberapa hal yang sering kali kami lakukan diantaranya:
1. Memastikan perut kenyang dan tidak mengantuk
Makan dan tidur adalah kebutuhan dasar manusia. Apabila kurang makan dan kurang tidur, seseorang akan kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.Â
Begitu pula anak-anak. Ketika mereka kelaparan atau mengantuk, tubuh mereka menjadi tidak nyaman dan banyak merengek. Maka, supaya mereka nyaman dalam bermain, perlu sekali untuk memastikan anak-anak cukup makan dan tidur.
2. Terpenuhi tangki cintanya
Anak-anak yang kurang terpenuhi tangki cintanya cenderung 'berulah' untuk mencari perhatian. Di sisi lain, ketika kebutuhan afeksi mereka terpenuhi, anak-anak jadi lebih percaya diri dan ceria.Â
Tangki cinta atau kebutuhan afeksi anak dapat dipenuhi dengan tidak memarahi atau membuat mereka kecewa, sedih atau marah, memeluk, mencium, menyatakan rasa sayang, membuatkan makanan kesukaan, atau hal lain yang disukai anak.
3. Aktivitas fisik yang cukup
Saya perhatikan, apabila kurang aktivitas fisiknya, anak-anak jadi lebih sering tantrum karena energinya tidak tersalurkan. Penting sekali memastikan aktivitas fisik tercukupi.Â
Di keluarga kami, kami biasa berjalan-jalan, bersepeda atau mengajak anak-anak main di playground pagi hari setelah sarapan.Â
Ketika sampai di rumah, anak-anak jadi lebih diarahkan untuk ber-deep-play karena sebagian energinya telah tersalurkan saat beraktivitas fisik.
4. Memastikan lingkungan aman
Deep play akan menjadi berbahaya apabila lingkungan di sekitar anak-anak bermain tidak aman. Ketika deep-play, anak-anak seringkali kurang aware terkait keamanan lingkungannya. Perlu sekali memastikan sebelum bermain tidak ada hal-hal yang membahayakan anak-anak di sekitar mereka.
5. Menyediakan open-ended toys
Mainan yang pasif seperti lego, balok, masak-masakan, dll, membuat anak-anak lebih aktif dalam memanipulasi mainan tersebut. Anak-anak jadi terasah kreativitas dan imajinasinya ketika bermain dengan mainan seperti di atas (open ended toys). Memainkan open ended toys dapat pula merangsang anak deep play.
6. Membuat kesepakatan
Kesepakatan perlu dibuat sebelum anak-anak bermain supaya anak-anak dan lingkungan tetap aman. Kesepakatan yang biasanya kami terapkan diantaranya: tidak menggunakan bahan yang ada di kulkas, tidak menggunakan bahan makanan di dapur, tidak pakai air di dalam rumah, setelah selesai dibereskan semua, dll sesuai dengan kondisi pada saat itu. Adanya kesepakatan akan melatih anak untuk setting boundaries bagi diri mereka sendiri dan membuat orangtua lebih tenang.
7. Tidak banyak menginterupsi
Sebagai orangtua, kita seringkali merasa perlu mengomentari atau menginterupsi permainan anak yang tidak sesuai dengan pakemnya.Â
Interupsi ini ternyata justru membuat anak kehilangan konsentrasi saat deep play. Orangtua perlu memberikan kepercayaan kepada anak dengan tidak banyak menginterupsi kecuali apa yang mereka lakukan sudah benar-benar membahayakan.
Selain manfaat bagi anak yang telah disebutkan di atas, deep play anak juga bermanfaat untuk orangtua. Orangtua jadi punya jeda untuk melakukan hal lain atau istilah kerennya me-time.Â
Kami sendiri merasakan, ketika anak-anak sudah terbiasa deep-play, kami jadi bisa melakukan apa yang kami suka dengan lebih leluasa.Â
Dampaknya, mengasuh anak jadi terasa lebih menyenangkan dan membahagiakan sehingga emosi kami jadi lebih stabil. Ternyata, mengasuh balita bisa semerdeka ini :")
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H