Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menangani Sampah, Menangkal Krisis Iklim

14 Agustus 2023   10:47 Diperbarui: 14 Agustus 2023   16:48 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah rumah tangga berserakan di tepian Jalan Kemuning 3, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (23/11/2016). (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Plastik Punya Andil

Selain itu, produksi plastik sendiri juga menyumbang emisi GRK dalam jumlah besar. Plastik dibuat dari minyak bumi yang disuling menjadi etilena, propilena, butena, dan bahan dasar lain sebelum diangkut ke pabrik. 

Produksi dan transportasi bahan plastik ini membutuhkan banyak energi dan bahan bakar. Proses pemecahan hidrokarbon melepaskan banyak CO2 dan metana sehingga menyumbang 61% dari total emisi GRK dari produksi plastik keseluruhan. 

Emisi GRK lainnya dilepaskan pada tahap pembuatan produk plastik. Produksi plastik secara keseluruhan berkontribusi sebanyak 3,8% dari emisi GRK global. 

Lebih parahnya lagi, 40% sampah plastik berakhir dengan pembakaran sehingga menghasilkan gas CO2 dan CO yang lagi-lagi berkontribusi pada emisi GRK. Di sisi lain, hanya 18% dari keseluruhan jumlah plastik yang didaur ulang, sisanya berakhir di TPA, dibakar, atau bahkan berakhir sia-sia di lautan. 

Urgensi Mengurangi dan Memilah Sampah

Sebenarnya, emisi GRK yang berasal dari sektor sampah dapat dikurangi apabila kita mau mengurangi pemakaian plastik. Saat ini, produksi plastik global cenderung meningkat setiap tahunnya. 

Pada tahun 2021, tercatat plastik telah diproduksi sebanyak 390,7 juta metric ton. Sayangnya, tahun berikutnya justru meningkat sebanyak 4% dan diperkirakan akan terus meningkat apabila demand terus naik.

Sebagai konsumen, kita harus mulai membatasi diri untuk menggunakan plastik terutama plastik sekali pakai. Kesadaran kolektif masyarakat untuk mengurangi plastik sekali pakai amat dibutuhkan supaya produsen mau mengurangi produksi plastiknya. 

Selain itu, kita juga perlu memilah sampah. Sebagian besar plastik sebenarnya dapat didaur ulang. Hanya saja, kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih mencampur segala jenis plastik membuat daur ulang plastik sulit dilakukan.

Indonesia sebenarnya tidak kekurangan industri daur ulang plastik. Pada tahun 2021 saja, tercatat ada 1.300 industri daur ulang plastik dengan kapasitas produksi mencapai 2,3 juta ton per tahun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun