"Arya, kamu ingat dengan Mirna yang tetangga kita di ujung jalan itu gak?" tanya Mama Arya tiba-tiba.
"Mirna yang anak pertama Pakde Zal itu kan Ma?"
"Iya, siapa lagi!"
"Kenapa dia, Ma?" Arya bertanya keheranan.
"Dia sudah punya cucu,"
"Alhamdulillah. Eh, tapi bukannya anaknya masih kecil, Ma? Kayaknya jauh banget umurnya di bawah aku deh, Ma," Arya jadi heran dengan cerita mamanya.
"Makanya kamu dengerin dulu Mama cerita. Anaknya itu memang masih umur lima belasan deh tapi badannya bongsor dan tidak sekolah. Tiba-tiba minggu lalu pas arisan ibu-ibu bilang kalau Mirna sudah punya cucu. Anak pertamanya itu lahiran. Ternyata seminggu sebelumnya baru ketahuan kalau dia hamil dan langsung dinikahkan dengan pacarnya. Pantesan badannya agak beda kelihatannya sebelumnya, ternyata lagi hamil. Padahal dulu kan itu si Mirna juga hamil di luar nikah eh sekarang anaknya juga. Dunia sekarang, ngeri deh Mama dengernya."
"Makanya kamu kapan kasih Mama cucu juga?" Mama kembali dengan pertanyaan andalannnya setiap teleponan dengan Arya.
"Apa Mama mau Arya hamilin anak orang juga?"
"Hush, jangan ngawur kamu, ya. Awas kalau kamu begitu, jangan anggap Mama sebagai mamamu lagi."
"Iya, Ma. Doakan saja, jodohnya datang segera," pelan suara Arya menjawab pertanyaan mamanya.