Gerimis, membuat Arya bermalas-malasan saja di kamar kosnya. Biasanya Arya dan teman kos sebelahnya akan bermain game tapi tidak malam ini. Iya, kosan Arya ada di bagian depan dan hanya dua pintu. Yang dihuni dan Arya dan teman sebelahnya. Sama. Laki-laki juga.
Dari tadi pintu kosan Arya terbuka sedikit agar ada angin yang masuk biar tidak pengap. Mencium dan melihat gerimis yang turun menjadi candu yang terkadang membuat Arya teringat masa kecil. Saat akan menutup pintu karena sudah pukul sembilan lebih, Arya melihat sekelebat bayangan dengan pemilik hidung yang sangat Arya kenal. Arya terkesiap. Dahinya mengernyit. Hati Arya ingin menolak tapi pikiran Arya membenarkan prasangkanya.
***
Mama Arya sedari pagi sudah sibuk di dapur. Memasak beraneka masakan untuk menyambut kedatangan calon yang akan dikenalkan oleh anaknya, Arya. Terlihat senyum menghiasi wajahnya di hari itu. Keinginannya untuk menimang cucu tidak lama lagi akan terwujud.
Setelah selesai semua dan tersusun rapi, Mama Arya menyalakan televisi dan sedang ada berita berjudul "Ditemukan Jasad Perempuan Tanpa Hidung"
"Ah, sungguh malang sekali wanita itu. Pasti hidungnya cantik sekali sehingga yang menghabisi nyawanya sampai tega menghilangkan hidung tersebut," gumam Mama Arya
Reflek Mama Arya memegang hidungnya dan tersenyum, "bersyukur dengan hidung pesek ini."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H