"Kalau kamu bagaimana caranya?" Tanya Raden Qosim.
"Begini caranya, Kang." Jawab Raden Rahmat.
Raden Rahmat kemudian mengelus-elus pohon cematan itu, lalu pohon-pohon tersebut menjadi condong dan dipilihlah buahnya. Itulah sebabnya, mengapa pohon cematan di daerah Sendang menjadi condong-condong.
Pemanfaatan terhadap semua hasil produksi pohon cematan ini selanjutnya diajarkan dari generasi ke generasi dan jadilah wilayah ini tempat belajar pemanfaatan pohon cematan sejak dulu hingga sekarang.
(Bersambung...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H