Berkenalan dengan Kang Tur
Gus Hamdan kemudian bercakap-cakap dengan lelaki itu. Terlihat sangat akrab, saya biarkan Gus Hamdan memberikan pengantar tentang rencana kehadiran kami.
"Assalamu'alaikum, saya Turhamun... Turhamun..", katanya mengulang-ulang namanya sendiri.
"Wa'alaikum salam, Pak Turhamun.." jawab ku datar, "bukan Turja'un..?" Saya coba menggodanya agar tahu sang lelaki kekar ini senang bergurau atau tidak.
"Bukan.." katanya sambil tersenyum.
Saya senang karena ternyata laki-laki yang dipangil dengan Kang Tur itu ternyaga senang bergurau. "dapat dijadikan hiburan dari perjalanan melelahkan.." begitu batinku.
"Apa pekerjaan, Bapak." tanyaku untuk meyakinkan apa tujuan kedatangan saya ke tempat ini.. Hehehe
"pekerjaan saya .. ya ini, Pak." jelasnya sambil menunjuk pawonan dan beberapa alat yang ada disekitarnya.
Saat saya tercenung memperkirakan pekerjaan apa yang kira-kira dikerjakan Kang Tur, Gus Hamdani menjelaskan bahwa pekerajaan Kang Tur adalah memproduksi gula merah dari siwalan. Melihat beberapa alat yang digunakan, nampak sederhana, tidak rumit dan mudah dikerjakan. Kata batin ku...
"Sudah berapa lama, Kang?" tanyaku dengan hati-hati.