Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa di Balik Konflik Rusia-Ukraina?

26 Februari 2022   22:55 Diperbarui: 26 Februari 2022   23:16 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic Source: Google (Tirto.id)

Dalam hal ini, meskipun Indonesia bukan lagi anggota Dewan Keamanan tidak tetap PBB, hanya saja pemerintah Indonesia perlu bersuara untuk menunjukkan kapasitas Indonesia yang senantiasa aktif berpartisipasi mewujudkan perdamaian dunia. Indonesia harus mampu menunjukkan kemampuannya dalam memobilisasi atau mengajak dunia internasional untuk senantiasa mengedepankan upaya damai dalam segala hal layaknya tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Selain itu, dampak ekonomi dari peristiwa ini harus dipertimbangkan secara serius oleh Indonesia. Konflik Rusia-Ukraina ini sudah memberikan reaksi ekonomi pada beberapa komponen. Naiknya harga minyak dunia, tidak stabilnya harga saham internasional, terganggunya proses ekspor-impor internasional, yang nantinya pasti akan bermuara pada stabilitas ekonomi dalam negeri.

Salah satu pejabat Kementerian SDM baru saja mencetuskan bahwa sampai 21 hari kedepan sejak 24 Februari, kondisi stok minyak impor Indonesia dari Rusia sebagai mitra dagang masih tergolong aman. Namun bagaimana kalau seandainya konflik ini terus berlangsung hingga lewat dari 21 hari? Tentu saja ini menjadi tantangan kita semua karena pasti memberikan dampak pada harga bahan pokok, harga BBM, inflasi, kekuatan Rupiah atas US Dollar, dan berbagai isu penting ekonomi lainnya.

Akhir kata, konflik Rusia-Ukraina hari ini harus kita pandang secara jelas dan jauh ke depan. Konflik ini mengajarkan kita betapa pentingnya kekuatan militer negara, kemampuan diplomasi internasional, kemandirian ekonomi nasional, dan pastinya kemampuan kita bertahan sebagai sebuah negara seandainya eskalasi konflik ini meningkat.

Kita tentu mengutuk keras dengan adanya tindakan kekerasan yang merusak tatanan hidup manusia. Kita juga tentu tidak bisa memaksakan diri untuk memihak salah satu pihak, selain menyerukan dan mengupayakan jalan damai di antara kedua negara yang berseteru. Namun di balik itu, lebih jauh lagi kita diajarkan untuk bersiap secara ekonomi, politik, dan militer seandainya hal yang sama terjadi pada Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun