Mohon tunggu...
Zen Siboro
Zen Siboro Mohon Tunggu... Freelancer - samosirbangga

Terkadang suka membaca dan menulis. Pencumbu Kopi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa di Balik Konflik Rusia-Ukraina?

26 Februari 2022   22:55 Diperbarui: 26 Februari 2022   23:16 2109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic Source: Google (Tirto.id)

Munculnya dualisme ideologis di dalam tubuh masyarakat Ukraina sebenarnya sudah menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Secara tidak langsung elemen masyarakat di Ukraina juga memiliki dualism psikologis yang terjadi sejak lama. Bukan hanya pro-Rusia, bahkan ada yang merasa lebih nyaman dengan keadaan saat masih tergabung dalam Uni Soviet.

Hal ini kemudian terbukti, bahwa pada tahun 2014 terjadi peristiwa Euromaidan yang merupakan gelombang massa terbesar sejak meletusnya Revolusi Oranye. Maret 2014 kemudian menjadi salah satu tragedi pahit bagi Ukraina dimana Rusia melakukan aneksasi pada wilayah Krimea atau yang sering dikenal sebutan Crimea Annexation.

Peristiwa ini memicu gelombang demonstran dan konflik internal pada tubuh masyarakat Ukraina dan pemerintah khususnya di Ukraina bagian Barat. Pemerintah Ukraina pada saat itu yang dipimpin oleh Viktor Yanukovych merupakan pemimpin yang pro-Rusia. Menariknya, meskipun Viktor adalah pemimpin yang pro-Rusia, tapi pada masa kepemimpinannya pulalah Ukraina mendesak Uni Eropa agar segera menerima mereka menjadi anggota yang kemudian secara mendadak menangguhkan perjanjian Ukraina dan Uni Eropa pada November 2013. Hingga akhirnya Viktor dimakzulkan oleh Parlemen Ukraina dan konstitusi Ukraina kembali ke Konstitusi 2004.

Krimea yang merupakan salah satu wilayah strategis yang cukup kaya akan smber daya alam, tentu menjadi alasan tersendiri bagi Putin dalam melakukan aneksasi. Terlebih lagi, masyarakat yang terpecah menjadi dua bagian menjadi celah bagi Putin untuk memberi dukungan bagi masyarakat pro-Rusia untuk merebut kembali Ukraina melalui Krimea.

Sejak saat itu hubungan Rusia dan Ukraina tidak lagi baik. Ukraina yang senantiasa berkiblat ke Barat secara perlahan dianggap ancaman oleh Putin. Lantas pertanyaannya, kenapa harus sekarang konflik ini akhirnya meletus menjadi operasi militer?

Konflik Rusia-Ukraina Sekarang

Sejak meletusnya peristiwa Euromaidan pada 2014,  ada beberapa hal yang layak kita cermati dalam memandang konflik Rusia-Ukraina saat ini. Sekilas memang tampak menjadi perang perebutan wilayah. Namun sebenarnya ada beberapa aspek yang perlu dicermati secara serius.

Dari sudut pandang geografis, Ukraina merupakan wilayah eks-Uni Soviet yang paling dekat dengan Moscow yang merupakan wilayah inti Rusia. Meskipun pusat pemerintahan terletak di Kremlin, namun Moscow tetap menjadi jantung Rusia. Melihat dari faktor sejarah, budaya, peradaban, khususnya sejak awal munculnya rezim komunis ala Lenin dan Stalin di Soviet.

Putin memandang keinginan Ukraina untuk bergabung ke NATO (North Antlantic Treaty Organization) merupakan sebuah ancaman serius bagi Rusia terkait dengan kedekatan wilayah ke Moscow. Seandainya NATO menyetujui bergabungnya Ukraina, tentu saja NATO yang notabene adalah Amerika Serikat akan memiliki kantor diplomasi di Ukraina secara legal. Kemudian, bagi Putin, semakin dekat Amerika ke Ukraina, semakin dekat pula Amerika dengan Rusia khususnya Moscow yang merupakan jantung wilayah.

Dari sudut pandang politik, bergabungnya Ukraina ke NATO sedikit banyak tentu memberikan peluang bagi Amerika untuk memandang wilayah Eropa Timur khususnya Rusia secara lebih dekat. Sementara di sisi lain, Ukraina menyatakan keinginannya bergabung ke NATO karena takut akan dominasi Rusia di wilayah Laut Hitam akan semakin besar tanpa adanya kekuatan pembanding.

Bagi Amerika, keinginan Ukraina untuk bergabung ke NATO juga tidak jauh berbeda. Keuntungan yang didapatkan adalah semakin lebarnya kesempatan untuk menerapkan pengaruh Barat di wilayah Eropa Timur. Santer juga kabar bahwa adanya keinginan Amerika untuk mengekspansi sumber daya alam gas dan minyak yang ada di Siberia bagian Utara, yang pastinya tidak diinginkan oleh pihak Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun