Mohon tunggu...
Zeniatul Nur Khalimah
Zeniatul Nur Khalimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Stunting Masih Menjadi Masalah di Indonesia, Apa Dampaknya, dan Bagaimana Solusinya?

13 Desember 2024   14:32 Diperbarui: 13 Desember 2024   15:03 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Gangguan metabolik pada saat dewasa, yang berisiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).

2. Dampak Ekonomi

Selain itu, stunting juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Kerugian ekonomi akibat stunting diperkirakan mencapai 2-3% dari PDB suatu negara, yang disebabkan oleh penurunan produktivitas, peningkatan biaya kesehatan, serta dampak negatif terhadap pendidikan dan pembangunan.

Apa Solusi untuk Mengatasi Masalah Stunting di Indonesia?

Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menangani masalah stunting di Indonesia.

1. Mendistribusikan suplemen zat besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri melalui program gizi yang dapat disalurkan di sekolah, dengan PMR sebagai pihak yang mendistribusikan. Selain itu, menjalankan program penyediaan makanan bergizi seimbang.

2. Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) dan pemeriksaan rutin untuk ibu hamil, serta pemberian makanan berprotein, terutama yang bersumber dari hewani, pada anak usia 6-24 bulan.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap remaja putri dan ibu hamil. Untuk remaja putri yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD), kadar hemoglobin dalam darah diukur, sementara untuk ibu hamil, kadar zat besi dan status gizi dievaluasi. Selain itu, ibu hamil juga menjalani pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memantau perkembangan kandungannya.

Selain solusi di atas, ada beberapa solusi lain yang juga dapat mengatasi masalah stunting di Indonesia.

1. Peningkatan program penanggulangan kemiskinan yang bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan di suatu wilayah. Melalui program bantuan sosial, beban keluarga miskin dapat dikurangi dan membantu mereka memenuhi kebutuhan gizi yang lebih baik.

2. Mengembangkan program pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengedukasi orang tua tentang pentingnya makanan bergizi, termasuk pola makan sehat dan tepat untuk anak mereka, seperti pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, MPASI setelah enam bulan, dan pola makan yang baik untuk balita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun