Mohon tunggu...
Zefanya SeptianiHaryanto
Zefanya SeptianiHaryanto Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa uajy prodi komunikasi 20

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menengok Fenomena Penggunaan Clickbait Jurnalisme Online Dalam Portal Berita Tribunnews.com dan Kompas.com

17 Oktober 2022   03:29 Diperbarui: 17 Oktober 2022   06:26 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tangkapan layar pada laman Tribunnews.com

Perkembangan digital saat ini membawa kita ke dalam dunia yang mengandalkan internet dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dilihat melalui pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang terus mengalami perkembangan.

Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) diketahui periode 2021-2022 pengguna internet di Indonesia mencapai angka 210 juta pengguna.

Alasan khalayak untuk menggunakan internet juga beragam. Melansir data milik APJII alasan penggunaan internet terbanyak adalah untuk mengakses media sosial sebesar 98,02%. Kemudian disusul dengan akses berita/informasi sebesar 92,21%.

Alasan akses berita dalam penggunaan internet menyebabkan peralihan penyajian berita. Penyajian berita yang biasanya dilakukan secara konvensional saat ini beralih ke dalam jurnalisme online.

Jurnalisme online dapat kita pahami sebagai sebuah bentuk jurnalisme berbasis internet dan dilakukan secara daring (Widodo, 2020). Jurnalisme online juga sering dikenal sebagai jurnalisme kontekstual yang dapat mengintegrasikan ketiga fitur komunikasi.

Proses produksi dan distribusi yang dilakukan melalui World Wide Web (WWW) sebagai implementasi internet yang digunakan dalam jurnalisme ini.

Perkembangan jurnalisme online ini menyebabkan tumbuhnya portal berita online yang digunakan untuk menyajikan berita. Khalayak cenderung akan mengakses portal berita yang menurutnya kredibel dan dapat dipercaya.

Semrush (dalam Jouron, 2022) menyebutkan bahwa 3 peringkat teratas portal berita online di Indonesia diduduki oleh Kompas.com, Detik.com, dan Tribunnews.com.

Kredibilitas penyajian berita dalam portal berita online sangat dibutuhkan. Namun, maraknya clickbait dalam menyajikan sebuah berita tidak dapat terhindarkan meskipun dalam portal terpercaya.

Saat ini kita akan mengulik bagaimana penggunaan clickbait dalam Kompas.com dan Tribunnews.com. Kedua portal berita tersebut tidak hanya menduduki peringkat atas tetapi juga dinaungi oleh perusahaan yang sama yaitu Kompas Gramedia.

Meskipun di bawah perusahaan yang sama, cara penyajian berita oleh kedua portal ini memiliki perbedaan khususnya dalam penggunaan clickbait.

Clickbait

Anan, dkk (dalam Hadiyat, 2019) menyebutkan bahwa clickbait merupakan sebuah fenomena dimana para jurnalis akan menggunakan judul dengan bahasa provokatif yang bertujuan untuk menimbulkan ketertarikan pembaca dalam mengakses berita tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa jurnalis menggunakan clickbait untuk meningkatkan insight terhadap produk jurnalistiknya. Clickbait menjadi sebuah strategi yang efektif karena dapat meningkatkan rasa ingin tahu audiens.

Penggunaan clickbait dalam sebuah berita memberikan dampak yang cukup besar bagi para audiensnya. Hal ini terjadi karena clickbait yang digunakan dapat menyebabkan misleading akan berita tersebut.

Misleading dapat tercipta karena terdapat perbedaan antara judul yang digunakan dan konten isi yang dibahas. Perbedaan antara judul dan isi konten dalam sebuah berita clickbait biasanya juga terjadi secara signifikan.

Faktor penyebab maraknya penggunaan clickbait dalam jurnalisme online adalah portal berita online saling bersaing untuk membawa pengunjung dalam medianya yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan (Hadiya, 2019).

Terdapat beberapa karateristik clickbait menurut Chakraborty dalam (Lewi,2019), yaitu:

  • Penggunaan kata dalam judul rata-rata sebanyak 10 kata
  • Dalam headline mengandung anak kalimat yang panjang
  • Judul yang bombastis biasanya diinterpretasi menggunakan kata-kata, seperti: "wow", "astaga", "ckckc", "yuk", dan lainnya
  • Judul yang digunakan biasanya juga akan mengeksploitasi celah keingintahuan pembaca

Penggunaan Clickbait Dalam Portal Berita Tribunnews.com

Tribunnews.com menjadi salah satu portal berita yang acap kali menuai kontroversi akibat penyajian berita clickbaitnya yang cukup parah. Hal ini menyebabkan portal berita tersebut terkadang malah dianggap menyebarkan hoax.

Meskipun Tribunnews.com merupakan portal berita yang menduduki peringkat atas namun portal berita ini tetap menggunakan judul berita yang sensasional. Namun, Tribunnews.com selalu menduduki pencarian teratas dalam Google.

Salah satu bentuk clickbait yang digunakan oleh Tribunnews.com adalah dalam menyajikan berita terkait permasalahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora. 

Sumber: tangkapan layar pada laman Tribunnews.com
Sumber: tangkapan layar pada laman Tribunnews.com

Judul berita tersebut ialah "Lesti Ternyata Ingin Berpisah dengan Rizky Billar secara Baik-baik, Ibaratkan Seperti Limbah Sungai" yang dapat diakses melalui https://www.tribunnews.com/seleb/2022/10/16/lesti-ternyata-ingin-berpisah-dengan-rizky-billar-secara-baik-baik-ibaratkan-seperti-limbah-sungai?page=2.

Dalam judul tersebut khalayak akan menginterpretasikan bahwa Lesti Kejora, memang ingin berpisah dengan Rizky Billar dan sudah memantapkan keinginannya untuk berpisah dengan Rizky Billar.

Perbedaan antara isi berita dan judul dapat terlihat dalam berita tersebut. Hal ini dibuktikan karena judul tersebut tidak sinkron jika dibandingkan dengan isi berita yang disajikan.

Dalam berita disebutkan bahwa Lesti Kejora sempat memiliki keinginan untuk berpisah namun Lesti Kejora lebih memilih untuk memaafkan Rizky Billar. Selain itu, dalam isi berita yang disajikan juga memuat tanggapan Rizky Billar serta pernyataan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Meskipun dalam judul berita terkait Lesti Kejora dan Rizky Billar tidak mengandung kata-kata yang sensasional dan bombastis namun berita tersebut tetap dapat kita lihat sebagai salah satu contoh berita clickbait.

Hal tersebut didasari karena judul yang dilayangkan memancing rasa keingintahuan audiens. Padahal sejak awal pemberitaan kasus ini, Lesti Kejora sudah menyatakan sikapnya untuk tidak berpisah dengan Rizky Billar.

Selain itu, perbedaan antara judul dengan isi berita yang disajikan juga merupakan salah satu faktor penyokong berita tersebut dapat kita lihat sebagai sebuah clickbait. Judul berita yang disajikan nyatanya tidak sesuai dengan isi berita tersebut.

Penggunaan Clickbait Dalam Portal Berita Kompas.com

Kompas.com merupakan salah satu portal berita yang juga menduduki peringkat teratas portal berita online. Kompas.com menyajikan beritanya melalui berbagai topik dan isu yang mulai dari megapolitan, olahraga, politik, dll.

Kredibilitas milik Kompas.com sudah diakui oleh khalayak dalam Kompas.com menyajikan beritanya. Kompas.com bahkan pernah memenangi pengharagaan berita online terpercaya yang diadakan oleh Superbrand.

Penyajian berita clickbait juga jarang dijumpai dalam laman milik Kompas.com. Namun, Kompas.com tetap menggunakan kata-kata sensasional yang digunakan dalam judul pemberitaannya.

Salah satu judul sensasional yang digunakan oleh Kompas.com adalah dalam pemberitaan yang menyorot kasus KDRT yang dilakukan oleh Rizky Billar terhadap Lesti Kejora. 

Sumber: tangkapan layar pada laman Kompas.com
Sumber: tangkapan layar pada laman Kompas.com

Judul berita tersebut ialah "Trauma Akibat KDRT, Lesti Kejora Ogah Serumah dengan Rizky Billar" yang dapat diakses melalui https://megapolitan.kompas.com/read/2022/10/04/16253891/trauma-akibat-kdrt-lesti-kejora-ogah-serumah-dengan-rizky-billar?page=all.

Jika kita menengok judul tersebut, Kompas.com menggunakan beberapa kata sensasional seperti "trauma" dan "ogah". Penggunaan kata-kata tersebut tentunya digunakan untuk memancing rasa ingin tahu khalayak terhadap berita tersebut.

Namun, dalam artikel berita yang disajikan oleh Kompas.com tetap sejalan dengan judul yang disajikan. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara judul dengan isi berita.

Dalam isi beritanya, Kompas.com meliput terkait pisah rumah yang terjadi antara Lesti Kejora dengan Rizky Billar setelah Rizky Billar melakukan tindakan KDRT.

Selain itu, diberita juga dijelaskan bahwa Lesty Kejora mengalami trauma akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Rizky Billar sehingga Lesty Kejora memutuskan untuk pisah rumah dengan suaminya.

Berdasarkan hal tersebut dapat kita lihat bahwa dalam portal berita online Kompas.com tetap ada keselarasan antara isi dan judul berita meskipun menggunakan kata-kata yang sensasional sehingga judul tersebut tetap dapat dipertanggungjawabkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun