Namun, jika kamu terus-menerus menegurnya, menasihatinya, dan mencelanya, maka jiwamu akan menjadi jiwa yang selalu menyesali, seperti yang Allah bersumpah dengannya.
Kamu pun berharap bahwa ia akan menjadi jiwa yang tenang, yang diundang untuk masuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang ridha dan diridhai.
Maka, janganlah kamu lalai sesaat pun untuk mengingatkan dan menasihatinya, dan janganlah kamu sibuk menasihati orang lain sebelum kamu sibuk menasihati dirimu sendiri.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin" (Surah Az-Zariyat / 55)."
Nasihat Diri Sendiri dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari penjelasan kitab tersebut dapat disimpulkan bahwa nasihat untuk diri sendiri lebih penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mengingat bahwa diri kita sering terjerumus dalam sifat lalai, terjerumus ke dalam dosa yang tanpa kita sadari, atau bahkan dosa yang sebenarnya kita sadari, namun kita mengabaikannya dan terus melakukan dosa tersebut.
Mengatasi Amarah dengan Bijak
Akhirul kalam, dalam kehidupan ini, jika kita menemukan sesuatu yang menyulut emosi, hendaknya berpikir ulang dampak dari amarah yang kita lontarkan. Jangan sampai kemarahan kita dilandasi oleh nafsu kebencian dan dendam.
Apabila bisa diselesaikan dengan menasihati, itu akan menjadi lebih baik. Lebih bijak lagi jika kita tidak hanya bisa menasihati orang lain, tetapi juga bisa menasihati diri sendiri atas keburukan yang telah kita lakukan.
Wallahua'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H