Setelah 8 jam di pesawat saya transit di Doha dan menunggu di ruang tunggu selama lebih kurang 2 jam. Tidak ada pemeriksaan sama sekali karena di bandara Doha para penumpang yang akan transit hanya diarahkan untuk menuju gate pesawat ke Indonesia. Â
Sama seperti di pesawat Manchester--Doha, di pesawat Doha--Jakarta para penumpang duduk terpisah 1 kursi, tidak boleh berdekatan karena setiap 1 kursi diberi pembatas larangan duduk, kecuali keluarga.
Perjalanan dari Doha--Jakarta penumpang mengisi 2 kartu: Kartu Kewaspadaan Kesehatan (Health Alert Card) yang berwarna kuning dan Custom Declaration card yang berwarna putih. Â
Di dua kartu ini kita harus mengisi informasi pribadi dan nomer passport, alamat tujuan, nomer penerbangan dan untuk kartu HAC yang warna kuning ada pertanyaan terkait kesehatan pribadi.
Setelah selesai mengisi dokumen, rombongan dari Doha ini terpisah dua bagian, ke kanan bagi yang punya surat PCR dan ke kiri bagi yang tidak punya PCR.
Saya pindah ke kiri karena tidak punya surat PCR dan antre untuk diperiksa suhu tubuh memakai thermometer gun. Sempat cemas karena katanya berbahaya, tapi ternyata tidak menempel dan sekejap mata. Suhu tubuh saya 35.4 derajat celsius.
Setelah menyerahkan dokumen 1 dan mereka mencatat suhu tubuh saya, saya diminta menuju meja berikutnya. Di meja tersebut saya menyerahkan dokumen yang telah diisi dan mereka menanyakan apakah saya ingin menginap di hotel-hotel yang ditentukan oleh pemerintah ataukah di Wisma Atlet.Â
Saya memilih Wisma Atlet karena katanya gratis tempat tinggal, makan, dan tes swab. Dari situ saya diminta ke meja 6 untuk diberikan kartu peserta menginap di Wisma Karantina Blok C Tower 8/9 Pademangan.
Mereka adalah para TKI, TKW, dan ABK Indonesia yang mudik ke daerah masing-masing. Kami dibawa ke Wisma Atlet Tower 9. Sampai di sana sekitar jam 4 sore Sabtu, rombongan saya ini diberikan beberapa instruksi termasuk bagaimana step-step selama tinggal di Wisma.Â
Kami dilarang keluar dari kamar setelah melakukan PCR di Minggu pagi keesokan harinya. Setelah itu kami diberikan nomor meja untuk tes besok dan diminta untuk memilih 1 ketua yang akan mengambil hasil PCR dan membagikan kepada para anggotanya.Â