Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Crazy Rich Indonesia, Penjara, dan Gaya Hidup Mewah

17 Oktober 2024   16:58 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita cari keyword 'Crazy Rich Indonesia' di Google akan muncul banyak artikel yang menyebutkan nama-nama orang kaya di Indonesia, lengkap beserta total kekayaannya sebelum ada istilah Crazy Rich orang-orang di era 80-2000an menyebutnya dengan Konglomerat. 

Lalu bagaimana frasa tersebut mulai ditinggalkan?, Ida Ruwaida Dosen Sosiologi Universitas Indonesia menjelaskan fenomena Crazy Rich tidak tertuju pada satu subjek saja. 

Tidak bisa diartikan se-sederhana orang yang punya banyak harta, Ida menemukan fakta bahwa di Indonesia julukan Crazy Rich umumnya diberikan kepada orang-orang kelompok usia muda (30-40). 

Jika diamati ciri khas mereka yang paling mencolok di media sosial, adalah gaya hidup mewah, memiliki mobil-mobil sport, baju-baju buatan Desainer Eropa dan sebagainya. 

Dari sini kita bisa mengetahui bahwa platform digital atau media sosial, berperan penting dalam fenomena ini dimana media sosial menjadi tempat mereka memperlihatkan kekayaannya. 

Hellena Souisa Jurnalis ABC News menjelaskan, dalam perayaan ulang tahun salah satu stasiun tv swasta Indonesia 2022 lalu ada 7 orang Crazy Rich diundang hadir. 

Mereka adalah orang-orang yang terbilang masih muda namun memiliki kekayaan yang luar biasa, orang-orang ini selalu memamerkan harta dan kemewahannya kepada publik melalui media sosial. 

Mulai dari rumah megah seperti istana, kendaraan-kendaraan super mewah dan mahal, tas-tas merk Eropa seharga ratusan juta, sampai tumpukan uang untuk dibagi-bagikan. 

Di antara 7 orang 'sultan' itu ada Indra Kenz dan Doni Salmanan yang kita tahu, kini sudah mendekam di penjara akibat kasus penipuan berkedok investasi (Trading).      

Mendekati Pejabat Publik

Ketika bicara tentang kekayaan tentu bisa mendatangkan kekuasaan kita tahu yang namanya politik khususnya di Indonesia membutuhkan banyak uang, untuk memenangkan pemilu seorang politisi membutuhkan dana yang tidak sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun