Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ramalan Cuaca Meleset? Ini Dia Penyebabnya!

6 Agustus 2024   20:20 Diperbarui: 6 Agustus 2024   20:21 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: INFOKOMPUTER (ilustrasi berbagai kondisi cuaca)

Prakiraan Cuaca

Pernahkah kalian merencanakan liburan ke pantai dimana sebelum pergi kalian melihat ramalan cuaca di hp kalian lalu di sana tertulis cerah, tapi ketika kalian sampai di pantai ternyata malah hujan deras dan angin kencang?.  

Kira-kira kenapa ramalan cuaca seringkali salah baik itu dari BMKG (Indonesia) maupun AccuWeather (Amerika), padahal teknologi saat ini sudah terbilang canggih tapi kenapa prakiraan cuaca tidak akurat?. 

Pada dasarnya prakiraan cuaca dibuat menggunakan perhitungan matematis, untuk menjalankan perhitungan tersebut memerlukan perangkat hitung dan teknologi perangkat hitung yang ada saat ini memang belum akurat. 

Karena ada banyak faktor yang membuat cuaca berubah dengan sangat cepat mulai dari suhu, tekanan, dan kelembapan udara, angin, suhu permukaan laut, dan masih banyak lagi. 

Bisa jadi ada puluhan faktor yang harus diperhitungkan, selain itu faktor-faktor tersebut juga saling mempengaruhi satu sama lain. 

Atika Mayasari Jurnalis Adjar.id menjelaskan BMKG melakukan pengamatan awan menggunakan Satelit Himawari-8 Covective Cloud, ini merupakan satelit buatan Jepang yang juga digunakan untuk mengamati cuaca di Asia Pasifik. 

Kepala BMKG sendiri mengakui bahwa akurasi prakiraan cuaca yang mereka buat, adalah 80-85% sehingga memang tidak selalu benar. 

BMKG mengamati langit dari Stasiun Meteorologi milik mereka yang tersebar di ratusan kota di seluruh Indonesia, selain itu mereka juga mengamati kualitas udara melalui Stasiun GAW (Global Atmosphere Watch).

 

Prediksi Hari Ini Cerah, Tapi Nyatanya Hujan Deras  

Cuaca adalah sesuatu yang sangat kompleks untuk diprediksi bisa saja hujan gerimis di satu tempat itu menimulkan banjir besar di tempat lain, semua faktor-faktor cuaca tadi juga terus berubah setiap waktu. 

Kadang ramalan cuaca juga bisa berbeda-beda di setiap sumber berita kenapa demikian?, alasannya juga bisa bermacam-macam tapi umumnya adalah perbedaan sumber data. 

Ada yang mengambil data langsung dari sateit ada yang megambil dari Stasiun Meteorologi yang mana ketika data dari satelit sudah berubah, tapi belum terdeteksi oleh mesin pembaca data di Stasiun Klimatologi. 

Metode perhitungan yang digunakan juga bisa berbeda-beda jadi bisa dibilang ada berbagai sumber dan cara, dalam memperkirakan cuaca namun tidak ada satu pun yang akurat 100%.  

Tapi kita melakukan perbandingan antara satu sumber dengan sumber lain dan melihat mana yang paling sering tepat, dari situ kita bisa memastikan sumber mana yang akurasinya paling tinggi dari sumber-sumber lain. 

Tom Litchfield Jurnalis Wilderness Scotland menjelaskan faktor lain yang mengakibatkan ramalan cuaca tidak akurat, adalah orang yang melakukan perhitungan atau para Ahli Metereologi yang bekerja. 

Ini adalah teori paling mendasar bahwa mereka manusia yang bisa saja salah dalam melakukan perhitungan, karena cuaca terus berbah setiap waktu maka mereka harus terus memantau. 

Perkiraan cucaca memang berdasarkan data yang masuk ke sistem mereka, dimana data tersebut didapat dari satelit yang ada di langit. 

Data memerlukan proses untuk dikases, disimpan, sampai disebarkan ke publik ketika proses berjalan seringkali arah angin, suhu udara, atau radiasi matahari mendadak berubah itu kemudian yang mengakibatkan perbedaan antara ramalan cuaca dengan kenyataan.

Pengaruh Krisis Iklim

Dari semua penjelasan tadi ada satu hal yang paling besar pengaruhnya terhadap cuaca sekarang ini yang semakin tidak menentu yakni krisis iklim.

Ini membuat cuaca semakin sulit diprediksi, bisa dikatakan poin inilah yang menjawab semua pertanyaan di awal tadi.

Krisis iklim mengakibatkan efek domino, contohnya suhu yang meningkat membuat es kutub mencair, membuat air laut menjadi lebih tawar, sehingga arus laut berubah. 

Perubahan arus laut mengakibatkan musim dingin di beberapa negara Eropa menjadi semakin ekstrim, karena arus laut dari kutub terbawa angin laut yang membawa udara dingin. 

Lalu pertanyaannya apakah bisa prakiraan cuca menjadi 100% akurat?, jawabannya adalah tidak karena secanggih apapun teknologinya akan selalu ada peristiwa yang membuat cuaca mendadak berubah. 

Mengutip dari EPA (Environmental Protection Agency), meningkatnya suhu Bumi saat ini mengakibatkan perubahan pola cuaca di seluruh dunia. 

Penelitian menunjukan bahwa cuaca ekstrim seperti gelombang panas atau badai besar akan semakin sering terjadi, akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sendiri. 

Seperti pabrik-pabrik bahan bakar minyak atau gas yang menghasilkan asap tebal sehingga menimbulkan polusi udara, lalu dari polusi udara tersebut tingkat penyerapan Bumi terhadap panas matahari (Emisi) meningkat. 

Inilah yang menimbukan suhu panas ekstrim di bagian Bumi tertentu, hingga mengakibatkan kematian beberapa hewan dan kekeringan sumber air. 

Perubahan iklim berpengaruh terhadap banyak aspek dalam kehidupan masyarakat, mulai dari berkembangnya Virus Lyme berasal dari bakteri Borrelia yang berkembang biak pada suhu dingin, sampai keringnya tanaman-tanaman penghasil oksigen.

Komputer Kuantum untuk Meramal Cuaca

Alat ini merupakan teknologi yang super canggih ia mampu menghitung ribuan data sekaligus dengan waktu yang singkat, komputer ini menggunakan prinsip mekanika Kuantum dalam memproses informasi. 

Berbeda dengan komputer biasa yang menggunakan bit sebagai perhitungan informasi yang memerlukan waktu untuk menghitung, contohnya menghitung data 0-10 memerlukan waktu paling cepat 10 detik. 

Sedangkan Komputer Kuantum dapat menghitung data 0-10 secara bersamaan di detik itu juga, Komputer Kuantum dapat mendeteksi banyak kemungkinan secara bersamaan. 

Sehingga bisa memproses perhitungan ramalan cuaca dengan sangat cepat, karena cuaca dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks Komputer Kuantum dapat membaca faktor-faktor tersebut jauh lebih detail daripada komputer biasa. 

Greg Noone Jurnalis TECHMONITOR menjelaskan, siaran ramalan cuaca saat ini umumnya bersumber dari data milik Kantor Meteorologi yang dihasilkan dari perhitungan superkomputer. 

Namun teknologi ini juga tidak mampu memprediksi secara detail dan tepat, meskipun komputer super canggih ini dapat mendeteksi miliaran liter uap air di wilayah yang luas. 

Tetap saja sulit untuk membuat prakiraan cuaca yang benar-benar tepat, karena sangat banyak variable yang berperan dalam perubahan cuaca. 

Dimana variable-variabel tersebut saling berkaitan satu sama lain dan sangat cepat berubah, sehingga cuaca bisa berubah dalam hitungan jam bahkan menit inilah yang membuat data dari komputer tentang ramalan cuaca seringkali salah. 

Teknologi Komputer Kuantum yang lebih canggih, disambungkan ke sebuah Satelit yang diluncurkan ke stratosfer agar lebih bisa mengamati uap air dan tekanan udara secara lebih dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun