Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kebohongan di Balik Penembakan, Siapa yang Menginginkan Donald Trump Terbunuh?

20 Juli 2024   15:21 Diperbarui: 20 Juli 2024   15:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Reuters (potret Donald Trump setelah tertembak dilingdungi Petugas Secret Service)

Siapa Dalangnya? Belum Ada yang Tahu

Mantan sekaligus calon Presiden Amerika Serikat 2024 ini menjadi sorotan publik karena insiden yang dialaminya beberapa hari lalu, dimana saat berkampanye Donald Trump ditembak oleh seseorang yang tidak dikenal menggunakan Sniper. 

Untungnya dari kejadian ini pria berusia 78 tahun itu selamat namun mengalamai luka yang cukup parah di telinga kanannya, peristiwa ini begitu mengemparkan dunia politik internasional. 

Karena ini adalah percobaan pembunuhan terhadap tokoh penting, seperti halnya yang dialami Presiden-Presiden Amerika sebelumnya yang harus meregang nyawa akibat ditembak. 

Sebut saja Abraham Lincoln dan John F. Kenedy 2 Presiden Amerika yang tewas akibat penembakan senjata api, kedua nama tersebut merupakan catatn hitam dalam sejarah Amerika Serikat. 

Donald trump dikenal sebagai sosok Presiden yang cukup banyak dibenci karena memiliki pandangan yang cukup ekstrim, selama menjabat sebagai Presiden tahun 2016-2020 Trump juga sering membuat kebijakan yang kontrversial. 

Shanon Power Jurnalis Newsweek menjelaskan sejauh ini Thomas Matthew Crooks, adalah nama yang ditetapkan sebagai pelaku penembakan Trump. 

Ia diketahui melepaskan tembakan dari atap sebuah gedung saat mantan Presiden Amerika itu berkampanye di Butler Pensylvania, salah satu penonton bernama Corey Comperatore tewas terkena tembakan dan 2 lainnya luka-luka. 

Trump tertembak di telinga kanannya tidak lama setelah tembakan tersebut, Tim Sniper Secret Service menembak mati Thomas Crooks yang diketahui berusia 20 tahun.

Insiden 13 Juli 2024

Sekarang kita akan bahas detail kronologi penembakan ini diketahui kejadiannya berlangsung pada Sabtu 13 Juli 2024 waktu Amerika, saat Donald Trump sedang berkampanye di Butler Pensylvania yang merupakan daerah pertanian. 

Nama lokasi Kampanye Calon Presiden dari Partai Republik ini adalah Butler Farm Show Grounds, jaraknya sekitar 8 km dari pusat kota Butler kawasan ini biasa menjadi tempat pameran pertanian setiap tahunnya. 

Di hari itu tempat tersebut dijadikan lokasi kampanye oleh Tim Pemenangan Partai Republik, dimana Donald Trump dijadwalkan akan melakukan pidato di depan seluruh pendukungnya. 

Pada saat di lokasi Donald Trump mengenakan kemeja putih, jas hitam, dan topi merah bertuliskan 'Make America Great Again' yang disingkat MAGA. 

Saat mantan sekaligus calon Presiden itu naik ke panggung diiringi lagu 'God Bless The USA' ia langsung menyampaikan visi msinya, janji-janji politik, dan ajakan kepada seluruh pendukungnya untuk selalu berjuang demi Amerika. 

Eric Cortellesa Jurnalis TIME.com menjelaskan, Trump memulai pidatonya pada jam 6:15 waktu setempat beberapa menit kemudian terdengar rangkaian suara tembakan yang cukup keras. 

Pria kelahiran 14 Juni 1946 itu kemudian terlihat memegang telinga kanannya lalu merunduk, petugas Dinas Rahasia (Secret Service) bergegas naik ke panggung untuk melindungi Trump. 

Peluru Sniper yang ditembakan itu menembus telinga kanannya, foto-foto yang diambil di lokasi kejadian memperlihatkan kondisi telinga laki-laki berusia 78 tahun itu sudah bercucuran darah. 

Dengan keadaan seperti itu Trump masih bisa kembali berdiri tegap, sambil mengepalkan tangan kanannya dan berteriak 'Fight!' di depan para pendukungnya.

Penonton Berteriak Sebelum Penembakan

Saat itu topik politik yang dibicarakan Trump adalah imigrasi ilegal yang mana fenomena tersebut sedang marak terjadi di Amerika, banyak imigran-imigran gelap yang masuk ke wilayah Amerika leat pebatasan Meksiko. 

Kondisi di tempat kejadian memang sangat ramai ribuan orang pendukung Partai Republik memadati lokasi tersebut, di tengah-tengah suasana seperti itu ada beberapa orang-orang di tengah kerumunan yang berteriak. 

Bahwa ada orang yang memegang senjata "He's gotta gun!" bahkan sambil merekamnya, videonya sudah tersebar dan viral di media sosial. 

Mempelihatkan ada seorang laki-laki yang naik ke atap sebuah gedung dan membawa senapan laras panjang, perekam video tersebut berteriak beberapa kali disusul teriakan beberapa orang lain di sekitarnya mengatakan bahwa penembak ada di atap. 

"On the roof! He's gotta gun!" beberapa detik setelah teriakan itu, banyak penonton yang sudah panik berhamburan meninggalkan lokasi baru kemudian pelaku mulai melepaskan tembakan ke arah Trump. 

Tim AJLabs dalam artikelnya di ALJAZEERA menjelaskan, pada 6:11 sore tepat setelah Donald Trump mengucapkan kalimat "Take a look what happen...". 

Di saat itu terdengar beberapa kali suara tembakan yang cukup keras, kemudian mantan Presiden Amerika ke-45 itu memegangi telinga kanannya lalu merunduk. 

Diikuti beberapa petugas Secret Service yang naik ke atas panggung untuk melindngi Trump, beberapa detik kemudian terdengar suara teriakan Histeris penonton suasana pun menjadi kacau. 

Para Petugas Secret Service yang melindungi Trump berteriak "Get down! get down! get down!", mereka pun mengelilingi dan memeluk Trum menjadikan tubuh mereka sebagai perisai.

 

Standar Pengamanan Secret Service

Sistem pengamanan Presiden ketika terjadi penembakan melibatkan prosedur dan langkah-langkah yang sangat terstruktur untuk memastikan keselamatan Presiden. 

Pertama adalah Evakuasi Cepat Agen Secret Service atau pengawal langsung akan segera mengevakuasi Presiden ke tempat yang aman. 

Ini bisa berupa kendaraan lapis baja atau lokasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya. 

Kedua Perisai Manusia Pengawal akan membentuk perisai manusia di sekitar presiden untuk melindunginya dari tembakan lebih lanjut. 

Ketiga Penilaian Ancaman Tim keamanan akan segera menilai sumber dan arah tembakan untuk menentukan tingkat ancaman dan langkah selanjutnya. 

Keempat Medis Darurat Jika presiden terluka, tim medis darurat yang selalu siaga akan memberikan pertolongan pertama dan mempersiapkan evakuasi medis ke rumah sakit. 

Mengutip dari VOA kelima adalah Komunikasi dan Koordinasi Pengawal akan berkomunikasi dengan unit keamanan lain, termasuk polisi lokal dan federal, untuk mengamankan area dan menangkap pelaku. 

Keenam Keamanan Sekunder setelah presiden dievakuasi ke tempat aman, tim keamanan akan memastikan bahwa lokasi tersebut aman dari ancaman lanjutan. 

Terakhir Investigasi dan Penangkapan Agen akan bekerja sama dengan penegak hukum untuk menangkap pelaku dan melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut. 

Sistem ini dirancang untuk merespons dengan cepat dan efisien dalam situasi darurat untuk melindungi nyawa presiden.

Muncul Teori Konspirasi

Percobaan pembunuhan Presiden Amerika selalu memunculkan spekulasi bahwa ada aktor atau kelompok lain yang terlibat selain individu yang dituduh. 

Berikut beberapa teori konspirasi yang sering muncul dalam kasus-kasus tersebut. 

Keterlibatan Pemerintah atau Lembaga Rahasia beberapa teori menyatakan bahwa lembaga pemerintah atau agensi rahasia, seperti CIA atau FBI, mungkin terlibat dalam merencanakan atau menutupi percobaan pembunuhan. 

Pelaku Kedua atau Lebih Teori ini mengusulkan bahwa ada lebih dari satu pelaku yang terlibat, dan bahwa individu yang ditangkap atau diidentifikasi hanyalah kambing hitam. 

Katherine M. Fitzgerald Jurnalis THE CONVERSATION menjelaskan Motif Politik atau Ekonomi Teori ini berasumsi bahwa percobaan pembunuhan didorong oleh motif politik atau ekonomi yang lebih besar. 

Ada pihak yang ingin menyingkirkan lawan politiknya dengan membunuhnya. 

Pengaruh Asing Beberapa teori konspirasi menuduh bahwa negara asing terlibat dalam percobaan pembunuhan untuk melemahkan pemerintahan atau mengacaukan stabilitas politik. 

Manipulasi Bukti Teori ini menyatakan bahwa bukti-bukti di tempat kejadian mungkin telah dimanipulasi atau diabaikan untuk menyembunyikan keterlibatan pihak lain. 

Pengetahuan Sebelumnya Beberapa teori mengklaim bahwa pihak-pihak tertentu memiliki pengetahuan sebelumnya tentang percobaan pembunuhan dan sengaja tidak mengambil tindakan pencegahan. 

Apa yang terhjadi pada Donald Trump bisa saja disebabkan karena salah satu kemungkinan yang dijelaskan di atas, bisa saja ada lawan politik yang tidak menyukai Trump sehingga ingin melenyapkannya. 

Namun sampai saat ini belum ada data atau bukti yang kuat, tentang kenapa seorang Mahasiswa berusia 20 tahun ingin menembak kepala Trump?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun