Pemerintah Soviet mengusir paksa ribuan warga Krimea ke negara bagian lain, dengan tuduhan pengkhianatan karena berpihak kepada Nazi.Â
Pada 1945 wilayah ini diubah statusnya menjadi provinsi di wilayah Republik Sosialis Fedarasi Soviet, Â dari yang sebelumnya merupakan Republik Otonom khusus Uni Soviet.Â
Pada 1954 Nikita Khrushchev Presiden Uni Soviet saat itu mengubah status Krimea dari provinsi Federasi Soviet ke Republik Sosial Soviet-Ukraina, sebagai wujud keseriusan pemerintah Soviet yang saat itu ingin menyatukan Ukraina dan Rusia.Â
Adam Taylor Jurnalis The Washinton Post menjelaskan, penulisan Krimea dalam bahasa Inggris seringkali diawali dengan kata 'the' dimana kata tersebut digunakan untuk objek spesifik/berbeda.Â
Tidak seperti penulisan Rusia atau Ukraina yang tanpa menggunakan 'the', artinya dalam konteks pembahasan tentang negara Krimea tidak seperti Rusia maupun Ukraina.Â
Dengan kata lain wilayah ini bukanlah negara atau bagian dari sebuah negara, meskipun banyak negara yang pernah mengklaim Krimea sebagai miliknya.Â
Karena tanah ini telah menjadi rebutan berbagai bangsa, kerajaan, dan negara selama berabad, juga karena Rusia yang menguasai wilayah ini sejak 2014 menetapkan status Krimea sebagai Republik Otonom Khusus.
Penduduk KrimeaÂ
Lalu sebenarnya siapa yang tinggal di Semenanjung Krimea? Pada tahun 1960-1990an ada jumlah Rusia yang tinggal di wilayah ini adalah 1,6 juta jiwa, sedangkan orang Ukraina jumlahnya 626 ribu jiwa.Â
Runtuhnya Uni Soviet pada 1991 disusul dengan kemerdekaan Ukraina semenanjung ini diubah kembali menjadi Republik Krimea, pada 26 Februari 1992 pemerintah Rusia mendeklarasikan Krimea sebagai wilayah Republik yang mandiri.Â
Lalu pada Mei 1992 Krimea resmi mendeklarasikan pemerintahan mereka sendiri, kemudian pada 17 Desember 1992 Ukraina mendirikan kantor Delegasi Kepresidenan di Krimea.Â