Seperti negara Afrika pada umumnya Guinea Khatulistiwa merupakan bekas jajahan bangsa Eropa sebelum era penjajahan masyarakat negeri ini yang terdiri dari beberapa suku tadi, hidup dengan cara betani, memancing, dan berburu.Â
Pelaut asal Portugis bernama Fernando Po adalah orang Eropa pertama yang menemukan pulau Bioko pada tahun 1472, ia menyebut pulau tersebut dengan nama 'Formosa' baru 2 tahun kemudian pulau Bioko dan Annobon resmi dikuasai oleh Portugis.Â
Melihat potensi sumber daya alam pulau ini orang-orang Portugis mendirikan industri perkebunan Tebu, mereka juga membangun kota di wilayah tersebut pada awal 1500an untuk dijadikan pusat perdagangan.Â
Namun dalam proses pembangunannya mereka mendapat perlawanan dari penduduk asli, orang-orang pribumi pulau Bioko dan Annobon bersatu melawan bangsa Eropa yang berusaha mengambil alih tanah mereka.Â
Selain itu orang-orang Eropa juga terjangkit penyakit yang disebut 'Demam Bubi' selama beberapa tahun, pada 1778 Portugis menyerah dan memberikan kekuasaannya kepada Spanyol.Â
Ronald James Harrison Penulis jurnal Britanica menjelaskan Portugis menyerahkan wilayah pulau Bioko dan Annobon, datan pantai antara sungai Ogooue sampai Niger kepada pemerintah Spanyol.Â
Dari sinilah Spanyol mulai melakukan praktek perbudakan terhadap orang-orang Afrika, para budak diperlakukan selayaknya barang dijual beli ke negara Eropa lain bahkan ada yang sampai ke Amerika.Â
Kekuasaan Spanyol berakhir pada 1781 lalu negara ini jatuh ke tangan Inggris, selama berkuasa Kerajaan Britania itu menghapus sistem perbudakan pada 1807 mereka mulai membangun Pangkalan Angkatan Laut.Â
Hal ini dilakukan agar perdagangan lintas negara-negara Eropa lebih efisien sehingga perekonomian mereka meningkat, Inggris juga mengelola negeri ini dengan memberikan kembali tempat tinggal kepada penduduk asli.Â
Orang-orang yang dulu diperbudak oleh Spanyol, di masa kekuasaan Inggris kembali mendaptkan haknya dan diperlakukan jauh lebih manusiawi.
Kondisi Politik