Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Content Creator, Podcaster

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Ini Dia Negara dengan Penegakan HAM Terburuk di Dunia, Pemerintahnya Sangat Diktator!

10 Juni 2024   18:38 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:36 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Rmol.id (potret Presiden Guinea Khatulistiwa)

Mengenal Guinea Khatulistiwa

Pernahkah kalian mendengar nama negara di atas? Tentu sebagian besar dari kalian baru pertama kali mendengarnya karena negara ini memang jarang disorot dunia, kalau yang baru-baru ini ramai dibahas karena melawan Timnas Sepakbola Indonesia adalah Guinea. 

Keduanya berbeda meskipun nama depannya sama, negara ini berada di wilayah Afrika Tengah dan menjadi salah satu negara terkaya di sana karena sumber daya minyak dan gas yang melimpah. 

Tapi mayoritas masyarakatnya hidup dalam kemiskinan, Guinea Khatulistiwa atau yang dalam bahasa internasional Guinea Equator adalah negara yang sesuai namanya. 

Letaknya berada di dekat garis Khatulistiwa dan di pesisir pantai Afrika, negara ini merupakan salah satu yang memiliki wilayah terkecil di Afrika yakni hanya sekitar 28.050 km persegi. 


Jika kita bandingkan dengan daerah di Indonesia, luasnya bahkan lebih kecil dari Kabupaten Kapuas Hulu yang ada di Kalimantan Barat. 

Anari Kifaya Jurnalis VIVA.co.id menjelaskan Guinea Khatulistiwa adalah negara bekas jajahan Spanyol, berbayasan dengan Gabon di Selatan dan Kamerun di Utara negara ini merupakan produsen minyak terbesar di Sub Sahara Afrika. 

Perekonomian negara ini sebenarnya cukup tinggi lalu kenapa kebanyakan warganya hidup miskin? banyak pengamat yang menduga uang yang dihasilkan dari penjualan minyak, Malah terlalu banyak digunakan untuk membangun istana Presiden di Malabo (Ibukota Guinea Khatulistiwa). 

Negara ini terbagi menjadi 2 wilayah yakni daratan dan kepulauan, dimana pulau-pulaunya terdiri dari Bioko dan Anobon yang menjadi satu-satunya pulau Vulkanik di selatan Afrika.

Letak Geografis

Lebih lengkap seperti yang dijelaskan sebelumnya Guinea Khatulistiwa terletak di pantai barat Afrika Tengah dan terbagi dalam 2 wilayah, yaitu daratan utama (kontinental) dan kepulauan wilayah kontinental dikenal dengan nama Rio Muni. 

Negara ini berbatasan dengan Kamerun di utara dan Gabon di selatan-timur, kawasan Rio Muni di dalamnya ada Kota Bata yang merupakan kota terbesar dan tersibuk di Guinea Khatulistiwa. 

sumber: Wikiviajes (ilustrasi posisi Guine Khatulistiwa di peta)
sumber: Wikiviajes (ilustrasi posisi Guine Khatulistiwa di peta)

Ada juga Kota Ciudad De La Paz Ibukota masa depan negara ini, kontinental juga mencakup pulau-pulau kecil di lepas pantai yakni Corisco, Grande, dan Elobey Chico. 

Sedangkan wilayah kepulauan terdapat Pualu Bioko dan Pulau Anobon, Bioko menjadi pulau paling utara di wilayah negara ini dan merupakan lokasi pusat pemerintahan sekaligus Ibukota Guinea Khatulistiwa. 

Mengutip dari CIA.gov negara Afrika Tengah ini berbatasan dengan Teluk Biafra di lepas pantai Afrika Tengah, negara ini memiliki dataran pantai, berbentuk bebatuan yang menjulang dan perbukitan vulkanik. 

Inilah yang membuat Guinea Khatulistiwa mempunyai sumber daya alam yang melimpah, mulai dari minyak bumi, gas alam, kayu, emas, bauksit, intan, sampai tanah liat. 

Negara ini memiliki 2 kota besar yang berpenduduk sekitar 30 ribu jiwa di Bata dan Malabo, komunitas suku-suku lokal tersebar di seluruh daratan dan kepulauan guinea Khatulistiwa. 

Di antaranya ada Suku Fang yang menjadi mayoritas, Suku Bubi, Suku Ndowe, Suku Nanguedambo, dan Suku Bisio, kemudian sisanya adaah etnis pendatang.


Penjajahan 1472

Seperti negara Afrika pada umumnya Guinea Khatulistiwa merupakan bekas jajahan bangsa Eropa sebelum era penjajahan masyarakat negeri ini yang terdiri dari beberapa suku tadi, hidup dengan cara betani, memancing, dan berburu. 

Pelaut asal Portugis bernama Fernando Po adalah orang Eropa pertama yang menemukan pulau Bioko pada tahun 1472, ia menyebut pulau tersebut dengan nama 'Formosa' baru 2 tahun kemudian pulau Bioko dan Annobon resmi dikuasai oleh Portugis. 

Melihat potensi sumber daya alam pulau ini orang-orang Portugis mendirikan industri perkebunan Tebu, mereka juga membangun kota di wilayah tersebut pada awal 1500an untuk dijadikan pusat perdagangan. 

Namun dalam proses pembangunannya mereka mendapat perlawanan dari penduduk asli, orang-orang pribumi pulau Bioko dan Annobon bersatu melawan bangsa Eropa yang berusaha mengambil alih tanah mereka. 

Selain itu orang-orang Eropa juga terjangkit penyakit yang disebut 'Demam Bubi' selama beberapa tahun, pada 1778 Portugis menyerah dan memberikan kekuasaannya kepada Spanyol. 

Ronald James Harrison Penulis jurnal Britanica menjelaskan Portugis menyerahkan wilayah pulau Bioko dan Annobon, datan pantai antara sungai Ogooue sampai Niger kepada pemerintah Spanyol. 

Dari sinilah Spanyol mulai melakukan praktek perbudakan terhadap orang-orang Afrika, para budak diperlakukan selayaknya barang dijual beli ke negara Eropa lain bahkan ada yang sampai ke Amerika. 

Kekuasaan Spanyol berakhir pada 1781 lalu negara ini jatuh ke tangan Inggris, selama berkuasa Kerajaan Britania itu menghapus sistem perbudakan pada 1807 mereka mulai membangun Pangkalan Angkatan Laut. 

Hal ini dilakukan agar perdagangan lintas negara-negara Eropa lebih efisien sehingga perekonomian mereka meningkat, Inggris juga mengelola negeri ini dengan memberikan kembali tempat tinggal kepada penduduk asli. 

Orang-orang yang dulu diperbudak oleh Spanyol, di masa kekuasaan Inggris kembali mendaptkan haknya dan diperlakukan jauh lebih manusiawi.

Kondisi Politik

Guinea Khatulistiwa adalah negara Republik sistem Politik Presidensil sampai sekarang masih dipertahankan di negara ini, Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh Presiden dan legislatif oleh DPR dengan campur tangan Presiden. 

Teodoro Obiang Nguema Basogo adalah Presiden Guinea Khatulistiwa saat ini, diketahui ia sudah menjabat sejak 1979 setelah meruntuhkan kekuasaan pamannya sendiri Francisco Macias Nguema. 

Melalui aksi kudeta Militer yang terstruktur, Undang-Undang yang dibuat pada tahun 1982 memberikan Presiden kekuasaan yang sangat kuat dan luas. 

Dalam Rancangan Undang-Undang yang kini tertulis dalam Konstitusi tersebut Presiden dapat menunjuk dan memecat Menteri atau anggota kabinet lainnya, membuat dan meresmikan undang-undang secara sepihak melalui Dekrit, sampai membubarkan DPR. 

Presiden bisa membuat rapat terkait perjanjian nasional maupun internasional, tapi tetap yang bisa membatalkan atau mengesahkan hanya Presiden. 

Mengutip dari Jurnal University of Central Arkansas Rezim Presiden Fracisco Macias Nguema digulingkan pada 3 Agustus 1979, oleh keponakannya dalam sebuah aksi kudeta Militer yang saat itu menjabat sebagai Letkol peristiwa tersebut menewaskan sekitar 500 orang. 

Letnan Kolonel Teodore Obiang Nguema adalah Pimpinan Dewan Militer tertinggi Guinea, saat berhasil mengambil alih pemerintahan Letkol Teodore mendapat dukungan dari Spanyol dan Rusia. 

Rezim Teodore melarang adanya Partai Politik dalam pemerintahan dan melegalkan Gereja Katolik Roma di negaranya, Spanyol memberikan bantuan diplomatik dengan mengakui Teodore sebagai Presiden yang sah. 

Sedangkan Mantan Presiden Macias Nguema dan 6 orang Menterinya, dihukum mati pada 29 September 1979 dengan tuduhan tindakan Genosida dan pengkhianatan.

Anti Partai Oposisi

Selama lebih dari 40 tahun pemerintahannya Presiden Teodore tidak memberikan ruang sama sekali bagi oposisi padahal secara Konstitusi negara ini menganut sistem demokrasi multi partai, tapi itu semua palsu bahkan pemilu di Guinea Khatulistiwa dianggap sandiwara belaka. 

Negara ini merupakan salah satu yang memiliki catatan HAM terburuk di dunia, pemerintahan mereka bersifat totaliter dan konsisten menjadi negara dengan indeks demokrasi terbawah di dunia berdasarkan survei dari Freedom House. 

Di sektor ekonomi Guinea Khatulistiwa termasuk dalam kelompok negara berkembang, sumber pendapatan utama negara ini berasal dari minyak dan gas alam. 

Keduanya menjadi penggerak utama perekonomian negara sejak ditemukannya cadangan minyak yang melimpah pada 1990an, membuat mereka menjadi negara produsen minyak terbesar di Afrika Sub Sahara. 

Mengutip dari FREEDOM HOUSE Guinea Khatulistiwa memang menyelenggarakan pemilu secara rutin, tapi pemilihan tersebut samasekali tidak bebas dan tidak adil pemerintahan Presiden Teodore menjadi rezim yang sangat represif. 

Kekayaan sumber daya minyak dan kekuasaan politik terpusat di tangan keluarga Presiden, politisi-politisi yang aktif mengkritik pemerintah banyak yang langsung ditangkap dan dipenjarakan.

Warga sipil yang melakukan demo bisa dengan mudah diperlakukan layaknya kriminal, dan Jurnali benar-benar terkekang di negara ini karena semua beritanya benar-benar dikendalikan oleh pemerintah. 

Lembaga Peradilan juga dikontrol penuh oleh Presiden aparat keamanan sering melakukan kekerasan terhadap warga sipil, tanpa mendapatkan hukuman yang setimpal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun