Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Konten Kreator Multi Talenta

Melihat berbagai peristiwa dari berbagai manusia dan berbagai sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Indonesia Itu Dermawan, Suka Sedekah, Tapi Tolol!

22 April 2024   17:13 Diperbarui: 10 Mei 2024   03:50 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com (ilustrasi orang yang membuat konten sedekah

Sedekah Tapi Bodoh

Indonesia adalah negara yang dipenuhi dengan orang-orang baik dan dermawan yang suka memberi namun di sisi lain, orang Indonesia sering dianggap bodoh karena mudah tertipu asumsi ini tentunya masih bisa diperdebatkan. 

Indonesia adalah tempat orang-orang dengan IQ rendah yakni rata hanya 78-79 dikutip dari Detikedu, ditambah lagi orang Indonesia memiliki budaya yang sangat mengahargai nilai-nilai moral khususnya agama. 

Kebanyakan masyarakat Indonesia sangat menganggap agama adalah sesuatu yang sakral, tidak boleh dipermainkan dan wajib dipegang teguh khsusunya agama Islam sebagai mayoritas. 

Di sisi lain Indonesia adalah tempatnya orang-orang licik dan rakus yang hobi korupsi, kombinasi dari hal-hal yang disebutkan tadi membuat banyak sekali kasus-kasus sedekah salah sasaran. 

Mulai dari sedekah ke lembaga sosial yang ternyata dananya dikorupsi, sampai bersedekah kepada orang-orang yang lebih kaya sehingga memperparah kesenjangan sosial. 

Danielisa Putriadita Reporter Kontan.co.id menjelaskan tindak penipuan berbentuk permainan uang (money game), ramai bermunculan pada 2021 lalu dengan berbagai modus yang dilakukan oleh pelaku. 

Satgas Waspada Inverstasi menemukan modus yang paling umum digunakan, adalah mengajak orang-orang untuk berdonasi atau sedekah dengan memberkan uangnya. 

Pada 26 Februari 2021 Satgas Polisi Siber juga menemukan 28 lembaga usaha yang beroperasi tanpa izin pemerintah, 3 di antaranya adalah berkah Berbagi 2020, Commero, dan Komunitas Berbagi Rizki.

 

Sedekah: Memperkaya Orang Kaya

Kasus-kasus yang terjadi saat ini dimana sedekah yang ternyata salah sasaran malah menimbulkan dampak buruk, karena membuat orang yang kaya semakin kaya dengan menipu orang-orang untuk memberikan uangnya dengan embel-embel sedekah. 

Di Indonesia setiap tahun selalu ada kasus-kasus penipuan yang berkedok sedekah, kita semua tentunya pernah sedekah dan kita semua sepakat sedekah itu niat dan tujuannya adalah untuk kebaikan. 

Tapi masalahnya seringkali kita tidak tahu apakah sedekah kita, itu tepat sasaran atau tidak mulai dari sedekah kepada pengemis di pinggir jalan atau sedekah ke kotak amal masjid. 

Bisa saja pengemisnya lebih kaya dari kita dan bisa saja uang yang kita sedekahkan ke masjid, dikorupsi atau disalahgunakan. 

Sejak dulu kita diajarkan untuk memberi kepada orang-orang yang membutuhkan menyisihkan sedikit uang kita, untuk teman, saudara, atau orang lain sebagai wujud kepedulian sosial. 

Rimna Sari Bangun Jurnalis Tribunnews.com menjelaskan niat baik untuk bersedekah seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang salah, dimana mereka mengajak orang-orang untuk bersedekah atau berdonasi. 

Teryata hasil donasi tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi, beberapa kasus penipuan berkedok sedekah umumnya mengatasnamakan yayasan atau lembaga penyalur donasi. 

Pelaku biasanya menipu korban melalui Whatsapp dengan mengirmkan link untuk donasi, dari link tersebut  kemudian pelaku akan meretas data pribadi dan menyedot uang di rekening korban. 

Sedekah Tapi Dikorupsi

Sekarang ini kita harus memperhatikan kredibilitas lembaga donasi apabila ingin bersedekah tapi tidak jarang lembaga donasi besar sekalipun, menyalahgunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi malah 2 tahun lalu kita sempat dihebohkan dengan kasus korupsi ACT. 

Dimana mereka adalah lembaga donasi yang dikenal luas selalu terdepan, dalam membantu Palestina yang sampai sekarang masih dijajah oleh Israel. 

Lembaga besar yang sudah terpercaya malah justru bisa melakukan korupsi besar-besaran, karena banyak orang yang berdonasi melalui mereka sehingga banyak juga uang yang dikorupsi. 

Sedekah kita juga bisa dimanfaatkan oleh orang-orang licik yang mengemis belas kasihan, padahal sebenarnya mereka lebih kaya daripada kita yang memberi ini sudah banyak ditemukan banyak kasus di Indonesia. 

Pengemis di pinggir jalan dengan pakian compang camping dan wajah melas, ternyata pendapatannya sehari sampai puluhan juta Rupiah bahkan ada yang ternyata punya rumah mewah. 

Hamdan Cholifudin Ismail Jurnalis Tempo.co menjelaskan, pada 27 Desember 2022 yayasan sosial ACT diduga menyalahgunakan dana dari para donaturnya. 

Kasus ini diungkap dalam Majalah Tempo edisi 2 juli 2023 Polisi kemudian menetapkan 4 orang petinggi sebagai tersangka, mereka adalah Ibnu Khajar (Presiden), Ahyudin (mantan Presiden), Hariyana Hermain, dan Imam Akbari. 

Mereka diduga menyalahgunakan dana bantuan masyarakat, untuk keluarga korban dari musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. 

Ahyudin diduga memalsukan dana itu dengan memasukan ke slip gaji mereka sendiri, gaji 4 petinggi ACT tersebut diketahui melonjak mencapai 250 juta Rupiah per bulan.

Sedekah Dimanfaatkan oleh Penipu

Di media sosial sekarang mulai dari Tiktok, Youtube, Instagram atau apapun konten yang paling sering viral salah satunya adalah konten sedekah, seperti di 2021 lalu ada ikoy-ikoyan yang dibuat oleh Arief Muhamad (Content Creator/Pebisnis). 

Faktanya setiap artis atau channel yang mengikuti tren ikoy-ikoyan ini followersnya bisa bertambah sampai jutaan, itu hanya dalam 1 hari coba pikirkan bagaimana jika konten itu dibuat dalam 7 hari atau 1 bulan?. 

Konten sedekah seperti ini sebenarnya tidak salah karena pada dasarnya ini adalah perbuatan baik, tapi menjadi masalah ketika artis/influencer membuat konten sedekah. 

Tapi tujuannya untuk menambah followers atau viewers sehingga semakin banyak sponsor yang masuk, semakin banyak juga uang yang mereka dapatkan jadi mereka bersedekah demi memperkaya dirinya sendiri. 

Saat itu banyak juga artis/influencer yang mengkritik tren ikoy-ikoyan ini, karena sedekah hanya digunakan sebagai gimik untuk membuat channel mereka lebih ramai. 

Jurnalis NINE VIBE Nur Amalia menjelaskan konten yang seharusnya digunakan, untuk mengajak orang lain melakukan kebaikan dengan berbagi malah dijadikan alat untuk menambah viewers dan followers. 

Memang mereka yang melakukan itu benar-benar memberi dan bebrbagi, tapi di belakang ada kamera yang merekam setiap momen ketika mereka bersedekah. 

Wajah melas kelaparan pengemis dan pemulung di pinggir jalan yang berubah menjadi senyum bahagia, diabadkan dengan kamera lalu diedit sedemikian rupa agar menarik empati penonton. 

Lalu dibagikan ke media sosial kemudian viewers mereka bertambah banyak, followers melonjak, dan orang-orang mengagumi si pembuat konten sehingga secara tidak langsung membuatnya semakin terkenal.

Konten Sedekah Ngarep Viral

Tren ini masih berlanjut sampai sekarang konten-konten sedekah di Tiktok contohnya selalu masuk FYP apalagi yang memperlihatkan segepok uang seratus ribu, itu pasti yang menonton jutaan bahkan sekelas Youtuber paling terkenal di Amerika Mr Beast. 

Itu sebenarnya konten utama yang ia buat adalah konten sedekah, meskipun dilakukan dengan cara ekstrim seperti membangun kota di daerah terpencil dan menyalakan listrik di desa pedalaman Afrika. 

Lalu apa dampaknya tentu ia menjadi salah satu content creator terkaya di dunia, berkat konten-konten yang dibuatnya. 

Kemudian dampak lainnya adalah semakin banyak penipu yang memannfaatkan konten-konten sedekah ini, pertama mereka akan memarkan uang yang sangat banyak di kontennya dimana sumber pendapatan uang tersebut tidak jelas. 

Kedua menggunakan uang tersebut untuk sedekah, ketiga membuat sedekahnya itu menjadi konten lalu mereka viral karena kemudian lama-lama terkenal sebagai content creator yang dermawan. 

Fuji Eka Permana Jurnalis REPUBLIKA menjelaskan Ulama menilai fenomena ini, sebagai sesuatu yang sulit dijatuhi hukum terkait boleh atau tidaknya. 

Karena yang tahu isi hati atau niat dari orang tersebut hanyalah Allah KH Mahbub Maafi Wakil Sekretaris PBNU mengatakan, "sedekah itu hukumnya wajib seperti membayar zakat. 

Apabila dipublikasikan kemudian orang lain menjadi terinspirasi dan ikut bersedekah juga itu akan menjadi pahala yang luar biasa, tapi memang disunahkan untuk dilakukan secara diam-diam. 

Di era digital seperti sekarang banyak orang bersedekah kemudian dibuat konten untuk diupload ke media sosial, kita tidak berhak untuk menghakimi karena kita yang mengetahui niat orang tersebut hanya Allah dan dia sendiri."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun