Amerika memberikan bantuan bahan bakar minyak besar-besaran kepada Israel untuk kendaraan-kendaraan tempur mereka, padahal saat itu negara-negara Liga Arab sudah memblokir jalur perlintasan laut untuk kapal minyak di wilayah mereka.Â
Namun negeri Paman Sam itu tidak gentar, bahkan negara-negara sekutu mereka di Eropa saja menolak untuk membantu Israel karena ancaman sanksi ekonomi dari Liga Arab.Â
Dengan bantuan dari Amerika Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Force), segera membalikan keadaan mereka berhasil menghancurkan sebagian Meriam Anti serangan Udara Mesir.Â
Hal ini membuat Pasukan Israel di bawah komando Jenderal Ariel Sharon, berhasil menyeberangi Terusan Suez kemudian mengobrak-abrik benteng pertahanan Tentara Mesir.Â
Amanda Onion Jurnalis HISTORY menjelaskan perang Oktober 1973 ini, membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet ke dalam sebuah konflik dan permusuhan yang belum berakhir hingga sekarang.Â
Perang Yom Kippur benar-benar merusak hubungan Amerika dan Soviet, Militer Amerika Serikat memberikan bantuan besar-besaran kepada Israel mulai dari senjata, amunisi, sampai bahan bakar.Â
Di sisi lain Uni Soviet juga memberikan bantuan senjata kepada Mesir dan Suriah. Serangan balasan Israel berkat bantuan Amerika, berhasil memukul mundur Mesir di Terusan Suez dan Suriah di Dataran Tinggi Golan.
Resolusi 338
Raja Arab yang berkuasa saat itu Faisal bin Abdul Azis membuat kebijakan pembatasan produksi minyak hal ini membuat krisis energi terjadi di berbagai negara, sektor industri terancam bangkrut karena harga minyak melonjak derastis.Â
Oleh karena itu 2 minggu setelah perang dimulai yakni pada 22 Oktober 1973, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat dari situ keluarlah Resolusi 338 yang berisi kesepakatan untuk gencatan senjata.Â
Namun meski sudah diberlakukan Reovolusi tersebut peperangan masih berlanjut selama beberapa hari, PBB kemudian memberikan seruan untuk gencatan senjata kepada 3 negara berkonflik ini.Â