Bisa dibilang Israel tidak siap tentara-tentara mereka sempat terpaksa mundur, di Dataran Tinggi Golan yang mana benteng pertahanan Israel di sana hanya dilindungi 180 Tank.Â
Harus berhadapan dengan serangan 1.400 Tank Suriah kemudian di Terusan Suez kurang dari 500 Prajurit Israel, berhadapan dengan 80 ribu Prajurit Mesir.Â
Saat itu Mesir benar-benar belajar dari kesalahan sebelumnya dimana armada pesawat tempur mereka masih menggunakan teknologi lama, berbeda dengan Israel yang sudah memiliki pesawat-pesawat tempur dengan teknologi  yang lebih modern.Â
Mereka pun mengubah strategi dengan konsep bernama ‘payung udara’ artinya, Negara Piramida ini menggunakan Rudal untuk membombardir wilayah Israel dan Meriam Anti Serangan Udara.Â
Julian Sayarer Jurnalis JACOBIN menjelaskan, Amerika serikat memberikan bantuan besar-besaran kepada Israel baik berupa senjata maupun finansial.Â
Israel juga berusaha melakukan diplomasi dengan para petinggi Liga Arab, agar Mesir dan Suriah menghentikan serangan dan tidak mengambil wilayah Palestina. Â
Richard Nixon yang saat itu menjabat sebagai Presiden Amerika memutuskan untuk mengehntikan bantuan kepada Israel selama satu minggu, ia pun berusaha melakukan diplomasi dengan Pemerintah Mesir.Â
Hal ini dilakukan untuk membangun citra (pencitraan) Amerika supaya mereka dianggap sebagai juru damai, padahal di sisi lain mereka juga telah memberikan bantuan senjata kepada Israel.
Keterlibatan Rusia
Situasi perang semakin memanas ketika Rusia yang saat itu namanya masih Uni Soviet ikut campur dengan memberikan bantuan kepada Mesir dan Suriah, tidak mau kalah di bawah komando Richard Nixon.Â