Pada dasarnya perang ini merupakan lanjutan dari perang 6 hari (The Six Days of War) yang dimenangkan oleh Israel, kemenangan tersebut membuat wilayah Negara Zionis ini bertambah luas ia berhasil mengambil Semananjung Sinai dari Mesir.Â
Yordania kehilangan Tepi Barat (West Bank) dan Yerusalem Timur, kemudian Suriah kehilangan Dataran Tinggi Golan, negara-negara Liga Arab khususnya Mesir dan Suriah menolak mengakui kedaulatan Israel.Â
Hal inilah yang kemudian membuat konflik semakin parah, tidak hanya itu peperangan tahun 1967 menjadi perang yang memalukan bagi negara-negara Arab.Â
Karena mereka dikalahkan oleh negara kecil bernama Israel belum lagi saat itu sedang konflik etnis, antara orang-orang Arab dengan Yahudi kemanangan Israel sebagai negara Yahudi menjadi pukulan telak bagi bangsa Arab.Â
Sejak saat itu Mesir dan Suriah bertekad untuk membalas Israel, kemudian merebut kembali wilayah yang telah dikuasai Israel.Â
Mengutip dari Jurnal Britanica dalam biografi Anwar Sadat dijelaskan sempat ada tawaran Perdamaian untuk perang ini, yakni pada pasa kepemimpinan Anwar Sadat di Mesir tahun 1970.Â
Ia berusaha melakukan diplomasi dengan Pemerintah Israel untuk menghentikan peperangan dengan syarat, Israel harus mengembalikan Semenanjung Sinai yang sebelumnya direbut dari negaranya pada perang 6 hari tahun 1967.Â
Namun perundingan itu tidak berhasil mencapai kesepakatan, Sadat pun akhirnya kembali melancarkan serangan Militer ke wilayah Israel bekerjasama dengan Militer Suriah.Â
Tentara Mesir menyerang benteng pertahanan Israel pada 6 Oktober 1973 di Timur terusan Suez, itu merupakan tembok pertahanan Militer Israel yang cukup kuat namun Tentara Mesir berhasil membantai ribuan Tentara Israel.
Keterlibatan Amerika
Di hari pertama perang Pasukan Mesir menembus benteng pertahanan Israel di Terusan Suez sementara Suriah menyerang wilayah Dataran Tinggi Golan, Israel sempat terpojok karena serangan masif ini bertepatan pada Hari Raya Yom Kippur.Â