Selain itu para pekerja juga dipaksa mematuhi peraturan-peraturan yang tidak manusiawi, dengan jam kerja dari pagi sampai malam dan gaji yang sangat kecil.Â
Pete Pattison Jurnalis The Guardian menjelaskan bahwa penjaga keamanan, petugas kebersihan, sampai staf perhotelan di Dubai Expo 2020 lalu banyak yang dipekerjakan secara paksa atau bekerja tanpa dibayar.Â
Ini berdasarkan laporan dari Equidem (organisasi hak asasi buruh internasional) tahun 2020, pekerja migran yang dipekerjakan di pameran-pameran internasional UEA, menyatakan bahwa mereka dipaksa membayar biaya perekrutan ilegal agar tetap bisa bekerja.Â
Selain itu mereka juga mengalami tindakan rasisime, gaji mereka sering ditahan, mereka juga bercerita jika melawan atau protes paspor mereka disita dan mendapat berbagai ancaman lainnya.
Â
Pelanggaran HAM
Selama beberapa tahun belakangan ini Dubai terus berusaha berkembang dan menyaingi Amerika Serikat dalam segi ekonomi, namun sayangnya dalam hal Hak Asasi Manusia pemerintah Dubai masih terkesan acuh.Â
Korban-korbannya adalah pekerjaimigran seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, perempuan, dan orang-orang LGBT, tanpa bermaksud membenarkan kelompok tersebut.Â
Salah contoh adalah seorang perempuan bernama Zara Jayne yang mengalami tindak pemerkosaan di Dubai, bukannya dibela dan diadili dengan baik malah dirinya yang dipenjara dengan tuduhan melakukan hubungan seks di luar nikah.Â
Lebih mirisnya lagi adalah kedua pria yang menjadi pelaku pemerkosaan, malah dibebaskan begitu saja dengan alasan yang tidak jelas.Â
Mantan Direktur Ekskutif Human Rights Watch menjelaskan bahwa pada tahun 2021 lalu, PBB telah meneliti dan mencatat berbagai kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat keamanan di UEA.Â