Ketika bertemu dengan banyak orang di keramaian, mereka merasa tertekan dan terancam saat sedang mengobrol dengan orang baru.Â
Olof Hjorth Mahasiswa Departemen Psikologi Universitas Uppsala Swedia menjelaskan keseimbangan antara Serotonin dan Dopamin, dapat menentukan apakah seseorang menderita Kecemasan Sosial atau tidak.Â
Penelitian seblumnya yang telah dilakukan sebelumnya berfokus pada fungsi Serotonin dan Dopamin, terhadap kemampuan seseorang dalam mengontrol emosinya.Â
Kini para peneiliti menemukan bahwa keduanya punya peran yang saling berkaitan satu sama lain, dalam artikel NeuroscienceNews.com.Â
Olof menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya, menemukan adanya perbedaan keseimbangan Serotonin dan Dopamin antara penderita Kecemasan Sosial dengan orang normal.Â
Mereka yang menderita Kecemasan Sosial, disebebkan kaena ketidakseimbangan jumlah Serotonin dan Dopamin yang dialirkan ke Amygdala.
Trauma Masa Kecil
Orang dengan gangguan Kecemasan Sosial juga bisa disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa kecil bisa jadi karena sejak kecil kurang mendapat perhatian dari orang tua, pernah dibully, atau tidak diterima di lingkungan sosialnya.Â
Misalnya seseorang terlahir dalam kondisi cacat fisik (disabilitas), kemudian karena kecacatannya itu ia dikucilkan oleh teman-temannya sehingga membuat dia menjadi orang yang diri dan itu terbawa sampai dewasa.Â
Orang yang sering Insecure dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain di media sosial, lebih beresiko mengalami Kecemasan Sosial di kehidupan nyata.Â