Sejak zaman purba manusia memang sudah terbiasa memikirkan hal-hal buruk yang bisa terjadi karena pada zaman itu manusia masih tinggal di goa, di sekitar mereka adalah hutan rimba, belum lagi dengan ancaman hewan-hewan buas.Â
Pada masa itu manusia harus selalu siaga dengan tombak di sampping mereka dalam keadaan apapun, bahkan ketika mereka tidur agar berjaga-jaga kalau tanpa diduga ada hewan buas yang menyerang.Â
Tapi di zaman modern seperti sekarang ini dengan kondisi yang jauh lebih aman dibandingkan zaman purba dulu, insting waspada yang diwariskan nenek moyang kita ini bisa jadi berbahaya bagi diri sendiri.Â
Karena di zaman sekarang ini kita tidak perlu lagi menghadapi ancaman hewan buas, kecuali kita berada di hutan, kita sudah tidak tingal di dalam goa.Â
Sekarang kita memiliki rumah yang nyaman tidak gelap dan dingin seperti di goa, sekarang kita juga bisa makan enak dan mudah tidak perlu berburu hewan liar untuk bertahan hidup.Â
Jadi sekarang masalah yang tidak terlalu besar cenderung disikapi secara berlebihan oleh manusia, meskipun masalah di zaman sekarang juga tidak bisa dianggap sepele seperti masalah keluarga atau percintaan.Â
Mengutip dari Philosiblog dalam artikel berjudul, 'We are more often frightened than hurt: and we suffer more from imagination than from reality.'Â
Dijelaskan bahwa kita memang cenderung membayangkan hal terburuk yang bisa terjadi, kemudian merasa lega ketika ternyata hal buruk tersebut tidak terjadi atau memang terjadi tapi tidak seburuk apa yang ada di pikiran kita.Â
Misalnya ketika berjalan di terowongan yang gelap sendirian, kemudian kita membayangkan akan ada hantu yang tiba-tiba muncul di depan dan menyerang kita ternyata tidak ada apa-apa.
Semuanya Terlalu Banyak
Hal baik yang kita dapatkan di zaman sekarang ini adalah segala sesuatunya serba banyak dan beragam mulai dari pilihan makanan, busana, sampai informasi, namun dengan makananyang banyak kadang manusia menjadi terlalu banyak makan sehingga obesitas.Â