Mohon tunggu...
Zata Al Dzahabi
Zata Al Dzahabi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis & Kontent Kreator Multi Talenta

Introvert yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Self Reward Sesat, Baca Ini Jangan Salah Paham Lagi!

14 Februari 2023   14:44 Diperbarui: 14 Februari 2023   15:10 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Setiap manusia di dunia ini membutuhkan penghargaan (Reward) atas segala usaha yang telah dilakukan dan pencapaian yang berhasil diraih, Reward ini bisa berasal dari perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, komunitas, sampai keluarga.  

Namun ada istilah baru muncul sekarang ini yakni 'Self Reward' yang diartikan sebagai tindakan menyenangkan diri sendiri, dengan membeli barang-barang kesukaan atau jalan-jalan liburan, sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri setelah melakukan pekerjaan tetentu. 

Misalnya seorang siswa berhasil rangking 5 besar dikelasnya dan menabung selama satu tahun dengan mengurangi jajannya di sekolah, kemudian uang hasil tabungannya tersebut digunakan untuk membeli sepatu baru, sebagai bentuk apresiasi atas usahanya selama menabung dan belajar selama satu tahun ini. 

Jadi Self Reward ini merupakan cara mengapresiasi diri ketika kita berhasil mencapai suatu target tertentu, tapi jika dilihat-lihat kebanyakan orang menggunakan Self Reward sebagai alasan, untuk membeli sesuatu atau menghabiskan uang dengan sembarangan yang mengarah pada pemborosan uang. 

Bahkan ada yang beralasan  Self Reward padahal hanya mencari pelarian, dari beban tanggung jawab pekerjaan yang membuatnya tertekan atau yang lebih parah lari dari tanggung jawab. 

Arikel ini akan membahas makna Self Reward yang benar dan bahaya pemborosan berkedok Self Reward, agar kemudian kita tidak lagi salah kaprah dalam mengartikan istilah ini.

Apa itu Self Reward?

Pertama kita harus memahami terlebih dahulu konsep dari Self Reward itu sendiri seperti yang dijelaskan sebelumnya, misalnya ada seorang penulis berita/blog yang berhasil menulis 5 artikel dalam sehari kemudian dari usahanya tersebut, ia memberikan apresiasi kepada dirinya dengan membeli laptop baru yang sudah lama ia dambakan. 

Apresiasi tersebut dilakukan dengan tujuan mendapatkan kesenangan dan kepuasan, berkat usaha keras dalam melakukan pekerjaannya dan mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya. 

Melansir dari Skill Academy dalam artikel karya Gulman Azkiya Self Reward pada intinya, adalah memberikan penghargaan terhadap diri sendiri setelah melakukan usaha dan mencapai target tertentu. 

Bentuk penghargaan tersebut bisa bermacam-macam mulai dari membeli barang tertentu, liburan/jalan-jalan, mengambil cuti, sampai menonton film kesukaan selama seharian penuh. 

Dengan memberi penghargaan kepada diri sendiri dharapkan dapat memuaskan diri sendiri, mungkin banyak dari kalian yang ketika berhasil mencapai target yang sudah kalian tentukan saja sudah senang. 

Namun masih kurang puas dengan pencapaian tersebut, nah dengan Self Reward inilah kita bisa mendaptakan kepuasan dari apa yang sudah kita kerjakan. 

Self Reward secara tidak langsung dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan melatih kita dalam menghargai setiap proses dalam hidup, dengan meberikan Self  Reward otak kita akan terstimulasi, untuk menciptakan kesenangan dalam segala aktivitas/pekerjaan yang kita lakukan.

Self Reward: Pembenaran Sifat Boros

Kesalahpahaman publik mengenai Self Reward yang pertama adalah dijadikan alat untuk pembenaran sifat boros atau foya-foya, Psikolog Inez Kristianti menekankan untuk selalu bijak dalam memilih Self Reward agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. 

Bentuk Self Reward bisa bermacam-macam, bisa berbentuk materi/barang atau non materi seperti aktivitas atau suasana tertentu. Mengutip dari Asumsi.co dalam artikel karya Manda Firmansyah menurut Ines Self Reward adalah cara seseorang, untuk memaksimalkan upaya mencintai diri sendiri (Self Love). 

Psikolog Lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan   "Self reward yang bentuknya materi, kita perlu bijak untuk menentukan apa yang tepat untuk kita, saya juga tidak ingin teman-teman salah kaprah, misalkan jadi beranggapan kalau self reward itu jadi boros." 

Self Reward bisa saja meningkatkan motivasi diri dalam menjalani hidup untuk kedepannya karena pada dasarnya ini adalah bentuk apresiasi, dari diri sendiri dan kepada diri sendiri untuk menumbuhkan kesan dan perasaan yang bermakna. 

Inez menilai perilaku membeli barang-barang tanpa pertimbangan, terlebih jika hanya sekedar keinginan (lapar mata) atau semata-mata ikut-ikiutan tren tidak bisa disebut sebagai Self Reward. 

Inez menjelaskan "Ketika mau memberikan reward untuk diri sendiri, kita pikirkan dulu, ini masih masuk akal atau tidak, masuk budget atau tidak, mungkin tidak harus mahal-mahal, tapi apa, sih, yang bermakna untuk kita. Kadang hal-hal kecil atau barang-barang kecil itu bisa lebih bermakna buat kita."

Makan-Makan & Bermalasan-malasan

Misskonsepsi Self Reward yang kedua adalah merusak diri sendiri dan keuangan dengan membeli dan memakan makanan yang cenderung mahal, dengan alasan Self Reward banyak orang yang kemudian menghabiskan uangnya untuk membeli makanan mahal. 

Melansir dari IDN Times dalam artikel karya Sandi Nugraha, Self Reward dengan cara makan-makan di restoran mahal bisa dibilang kurang bijak. 

Karena apabila kondisi finansial kita hanya cukup untuk makan makanan yang sederhana saja, ini dapat merugikan karena uang kita habis hanya untuk makan dan tidak jarang sampai kehabisan uang di tengah bulan. 

Sedangkan nikmatnya makanan-makanan mahal tersebut hanya dapat kita rasakan sebentar, ketika uang kita habis karena makan-makan mewah baru kita menyesal. 

Kemudian adalah bermalas-malasan dalam waktu lama cara Self Reward seperti ini, dikhawatirkan dapat menjadi kebiasaan dan membuat kita lupa dengan agenda-agenda berikutnya yang harus kita kerjakan. 

Jika ini menjadi sebuah kebiasaan maka kita akan menjadi pribadi yang mudah berpuas diri, sehingga kita tidak mau atau sulit mengembangkan diri dengan memasang target-target baru selanjutnya. 

Misalnya setelah kita selesai mengerjakan banyak tugas yang dirasa berat, tentu boleh-boleh saja beristirahat untuk menenangkan pikiran dan memulihkan energi. 

Namun jika istirahat dengan berbaring di tempat tidur seharian hanya makan minum dan tidur selama berhari-hari, itu tidak ada gunanya dan membuang-buang waktu membuat kita menjadi orang yang tidak produktif.

Membeli Barang-Barang Mahal

Misskonsepsi Self Reward yang ketiga adalah selalu dikaitkan dengan membeli barang-barang mahal atau branded, ini adalah salah satu bentuk Self Reward yang sering dilakukan oleh anak-anak muda khususnya Gen Z. 

yakni dengan membeli baju baru, sepatu baru, jaket baru atau fashion item lainnya yang harganya kisaran 500 ribu-jutaan rupiah, ini dilakukan untuk menyenangkan diri sendiri. 

Setelah lelah melewati atau mengerjakan tugas-tugas yang dirasa berat selama satu minggu kemudian dibayar dengan membeli fashion terbaru, kebanyakan dari mereka merasa berhak melakukan hal tersebut toh semua itu dibeli dengan uangnya sendiri. 

Tapi cara Self Reward seperti ini, dapat membuat kita sulit kedepannya karena kita menghabiskan banyak uang untuk membeli barang-barang mahal tersebut. 

Melupakan prioritas yang lebih penting untuk jangka panjang, seperti menabung atau investasi untuk masa depan belum lagi jika kita memiliki cicilan/hutang yang harus dibayar. 

Mengutip dari TrenAsia dalam artikel karya Justina Nur Ladhiani rasa senang dan bahagia, ketika membeli barang-barang mahal sebagai Self Reward tidak akan bertahan lama. 

Memang menyenanglan bisa membeli sepatu baru seharga 5 juta rupiah misalnya, namun perasaan senang itu hanya bisa dirasakan saat itu saja atau beberapa hari setelah membeli barang tersebut. 

Setelah kita sadar uang di rekening sudah menepis bahkan habis di tengah bulan, baru disitu kita menyesal dan perasaan senang dari membeli barang tersebut musnah berubah menjadi penyesalan dan penderitaan.

Self Reward yang Benar  

Setelah kita membahas bentuk-bentuk Self Reward yang kurang bijak dan dapat merugikan diri sendiri lalu bagaimana sih Self Rewad yang benar dan bijak?, pertama yang harus dipahami dan dilakukan sebelum memberikan Self Reward, adalah membuat dan menetapkan daftar hal-hal yang ingin dikerjakan atau dicapai. 

Melansir dari JawaPos.com dalam memberikan Self Reward kita harus punya tujuan yang jelas dan terarah, dengan menetapkan standar atau target yang spesifik untuk dikerjakan dan jika target tersebut berhasil tercapai, baru dari situ kita bisa memberikan Self Reward untuk diri kita. 

Ketika hal ini dilakukan akan membuat kita lebih bisa mengontrol diri dan lebih bersemangat dalam menjalani pekerjaan, sehingga apapun kesulitan atau halangan dalam mengerjakannya akan bisa kita lalui. 

Kemudian yang kedua adalah menentukan bentuk Self Reward dari awal, maksudnya adalah menetapkan hadiah seperti apa yang mau kita berikan pada diri sendiri apabila berhasil mencapai target. 

Hal ini untuk menghindari kita membeli barang-barang mahal yang kurang berguna, karena kita sudah memiliki rencana sebelumnya jadi kita bisa lebih terarah dalam melakukan Self Reward. 

Ini juga bisa memacu semangat kita dalam berusaha mencapai target yang sudah ditentukan, karena kita mempunyai komitmen pada diri sendiri. 

Kemudian yang ketiga adalah usahakan jangan mengeluarkan budget/biaya yang terlalu tinggi dalam Self Reward, seperti yang dijelaskan sebelumnya Self Reward dengan makan-makan atau membeli barang seharga jutaan rupiah, pada akhirnya membuat rugi secara finansial karena menghabiskan banyak uang. 

Tentunya ini kembali pada kondisi finansial kalian masing-masing, jika kalian memiliki keuangan yang cukup untuk Self Reward yang menghabiskan uang jutaan rupiah ya itu silahkan saja. 

Tapi bahayanya dari Self Reward seperti itu, adalah membuat kita terjebak dalam lingkaran foya-foya atau mengambur-hamburkan uang hanya untuk menghur diri. 

Karena di sisi lain masih banyak hal yang membuat kita bahagia atau menaikan mood, tanpa menghabiskan banyak uang dan ini bisa djadikan Self Reward.  

Seperti streaming film/drakor kesukaan seharian hanya butuh budget untuk kuota kisaran 300-500 ribu dan itu cukup untuk satu bulan, mendengarkan musik seharian, main game favorit, membaca komik dan masih banyak lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun