Dalam konteks pendidikan Islam, mendidik anak usia dini merupakan amanah yang sangat penting bagi setiap orang tua. Islam sangat menekankan pentingnya memberikan pendidikan yang optimal dan perhatian yang penuh kepada anak sejak dini, karena masa anak-anak merupakan periode emas dalam pembentukan karakter dan perkembangan diri. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar" (QS. An-Nisa: 9). Ayat ini menjadi pengingat bagi umat Islam tentang betapa besar tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anak mereka, agar anak-anak tersebut tumbuh menjadi individu yang kuat dan sehat, baik secara fisik maupun mental. Dalam hal ini, perhatian terhadap pendidikan anak usia dini, termasuk dalam hal pengembangan keterampilan motorik halus dan aspek lainnya, merupakan bagian dari upaya menjaga kesejahteraan anak di masa depan.
Salah satu media edukasi yang sangat efektif untuk merangsang perkembangan anak adalah permainan balok. Permainan ini melibatkan manipulasi objek yang membutuhkan ketelitian, koordinasi, serta konsentrasi, sehingga memberikan dampak positif pada perkembangan motorik halus anak. Melalui aktivitas ini, anak-anak dilatih untuk menggerakkan tangan dan jari dengan presisi, yang penting dalam mengembangkan keterampilan motorik halus mereka. Selain itu, permainan balok juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting, yakni dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak, seperti mengenali bentuk, warna, dan pola, serta mempromosikan pemahaman spatial atau pemahaman tentang ruang. Penelitian oleh Setyaningsih dan Wahyuni, (2021), menemukan bahwa permainan konstruktif seperti balok tidak hanya berkontribusi pada perkembangan motorik halus, tetapi juga memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan keterampilan problem solving dan kreativitas pada anak usia dini. Aktivitas ini memicu anak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyusun dan membangun struktur dari balok, yang pada akhirnya memperkaya keterampilan kognitif mereka serta kemampuan dalam memecahkan masalah secara mandiri.
Tidak semua orang tua atau pendidik memahami pentingnya aktivitas bermain balok dalam mendukung perkembangan anak. Dalam sejumlah kasus, metode pembelajaran untuk anak usia dini cenderung bersifat pasif, seperti memberikan lembar kerja atau menggunakan perangkat teknologi tanpa pengawasan yang memadai. Hal ini mengakibatkan kurangnya stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk berkembang secara optimal. Periode usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk menanamkan berbagai keterampilan dasar, sehingga pendekatan pembelajaran yang tepat sangat diperlukan. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi orang tua, guru, dan penyusun kurikulum pendidikan anak usia dini tentang pentingnya permainan konstruktif dalam proses pembelajaran. Dengan merujuk pada data dan temuan dari berbagai literatur, diharapkan permainan balok dapat lebih banyak diterapkan sebagai metode pembelajaran yang efektif.
Kajian Teori
Motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan koordinasi otot kecil, seperti tangan dan jari, untuk melakukan gerakan yang membutuhkan ketelitian. Pada anak usia 3-4 tahun, perkembangan motorik halus sangat penting karena merupakan fondasi bagi keterampilan lainnya, seperti menulis dan menggambar. Aktivitas bermain balok merupakan salah satu cara yang efektif untuk melatih keterampilan ini melalui manipulasi benda. Menurut penelitian oleh Sari dan Fauziyah, (2022), aktivitas bermain balok dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dengan memberikan kesempatan untuk melakukan gerakan yang berulang, seperti menggenggam, menyusun, dan membongkar balok (Asip, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa bermain balok dapat menjadi alat yang efektif dalam mendukung perkembangan motorik halus anak usia dini.Â
Anak usia 3-4 tahun berada pada tahap praoperasional menurut teori perkembangan kognitif Piaget, di mana mereka belajar melalui eksplorasi dan interaksi dengan lingkungan. Aktivitas bermain balok memberikan pengalaman konkret yang mendukung pembelajaran pada tahap ini. Penelitian oleh imroatun et al, 2021), menunjukkan bahwa permainan konstruktif, seperti bermain balok, dapat membantu anak memahami konsep dasar seperti ukuran, bentuk, dan keseimbangan (Fasha & Hibana, 2023). Melalui aktivitas ini, anak-anak tidak hanya melatih motorik halus mereka, tetapi juga mengembangkan pemahaman kognitif yang penting untuk perkembangan selanjutnya.Â
Selain itu, interaksi sosial juga memainkan peran penting dalam perkembangan anak. Bermain balok dapat melibatkan kerja sama dan komunikasi dengan teman sebaya, yang tidak hanya meningkatkan kemampuan motorik halus tetapi juga keterampilan sosial. Penelitian oleh Hendraningrat dan Fauziah, (2021), menunjukkan bahwa permainan edukatif dapat meningkatkan interaksi sosial di antara anak-anak, yang penting untuk perkembangan sosial mereka (Koesmadi, 2023). Dalam konteks ini, bermain balok tidak hanya berfungsi untuk melatih motorik halus, tetapi juga sebagai alat untuk membangun hubungan sosial yang positif di antara anak-anak.Â
Permainan edukatif seperti bermain balok memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan motorik dan kognitif anak. Aktivitas bermain balok memungkinkan anak melatih kontrol motorik melalui gerakan tangan yang berulang. Menurut Tjaya et al, (2020), kegiatan yang melibatkan manipulasi fisik dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak secara efektif Sari & Fauziyah, (2022). Selain itu, permainan konstruktif dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, di mana anak-anak belajar mengatasi tantangan seperti menjaga keseimbangan struktur balok, yang secara tidak langsung melatih kemampuan berpikir kritis mereka Fasha & Hibana, (2023).
Dengan demikian, aktivitas bermain balok memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan motorik halus anak usia 3-4 tahun. Teori-teori perkembangan yang ada, baik dari Piaget maupun Vygotsky, mendukung hipotesis ini dengan menunjukkan bahwa aktivitas bermain tidak hanya melatih keterampilan motorik, tetapi juga mendukung perkembangan kognitif dan sosial anak. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa permainan edukatif, termasuk bermain balok, merupakan alat yang efektif untuk mendukung perkembangan holistik anak usia dini. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk menyediakan lingkungan yang kaya akan aktivitas bermain yang mendukung perkembangan motorik halus dan aspek lainnya dari perkembangan anak.
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian literatur. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui studi mendalam terhadap berbagai sumber literatur yang relevan dan terbaru, seperti jurnal ilmiah, buku, artikel, dan laporan penelitian yang berfokus pada pengaruh aktivitas bermain balok terhadap perkembangan motorik halus anak usia dini. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mensintesis informasi yang ada dari berbagai penelitian sebelumnya guna memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang topik yang diteliti. Proses ini melibatkan pengumpulan data dari sumber-sumber terpercaya dan selektif, yang kemudian dianalisis untuk menemukan pola, kesamaan, dan temuan penting yang mendukung tujuan penelitian, serta memberikan dasar teori yang kuat dalam mendalami pengaruh aktivitas bermain balok terhadap perkembangan motorik halus anak.