4. Nyaro/Nyaho (Seruan memanggil roh ninik moyang)
Nyaro/nyaho merupakan suatu tradisi masyarakat Kerinci dalam melakukan ritual pemanggilan roh/arwah nenek moyang yang dilantunkan dengan irama yang khas serta media ritual lainnya seperti api kemenyan (dupa), serta sirih pinang dan bebungaan.
Haih.... berkat ninek ku Tuo Jagung Tuo....
Jagung Tuo nih tunggu negeri.... iyo dimununggu negeri dingan gedang
Haih.... kayo turun nih suli lubuk suli... dimunepat ku dalam luhah jagung...
Luhah jang murajo nih indah... sungai langit depati marajo....
Aduhai... berkat leluhurku Tuo Jagung Tuo
Jagung Tuo Tunggu Negeri... yang menghuni negeri besar
Aduhai... tuan berasal dari negeri Lubuk Suli... menghuni negeri Suku Jagung
Suku Jagung Marajo Indah Sungai Langit Depati Marajo
5. Tale Tari Asyik
Tale tari asyik merupakan nyanyian untuk mengasuh penari dengan memanggil dan memuja arwah nenek moyang supaya arwah leluhur menjelma kedalam tubuh penari. Sehingga gerakan penari akan semakin memukau dan membuat gerakan yang terbawa arus dengan media musik yang digunakan berupa rebana dan gong.
6. Ngaji Adat
Ngaji adat merupakan cara menghafal hukum-hukum adat dan sejarah ninik moyang dengan cara nyanyian/tale. Karena suatu ilmu apabila dibawakan dalam bentuk nyanyian, akan mudah diingat dan dihafal. Ngaji adat ini telah hampir punah, karena tokoh-tokoh adat yang baru banyak yang tidak pernah ikut mengaji adat ini. Adapun alat musik yang digunakan dalam membawakan ngaji adat ini ialah media sendok dan piring.
Bismillah itu mulo dikato, dititahkan nabi panghulu kito, jadi adat dingan pusako, sudah dipakai urang tuo-tuo, supayo sarak mak nyo nyalo, supayo adat mak nyo nyato.Â
Ado dih mulayu ngato:
Naki Bukit Kejang Salepak, disitu bane batumbuh tigo, sejaklah Ninek turun ka Mamak, tibo diMamak turun ka Kito.
Bismillah itu mulai berkata, dititahkan nabi penghulu kita, untuk menjadi adat dan pusaka, sudah dipakai oleh orang tua-tua, agar hukum syara' menyala, supaya adat menjadi nyata.
Ada pepatah adat yang berbunyi :
Naki Bukit Kejang salepak disana Dahan bertemu tiga, dari leluhur turun kepada paman, sampai di paman turun kepada kita.
7. Ngaji Baramulo
Nagji baramulo ini merupakan penghafalan hukum-hukum agama, baik rukun, larangan, dan suruhan dalam beribadah. Seperti "Baramulo" tentang puasa, isinya mencakup tentang hal-hal yang berkenaan dengan ibadah puasa yang dibawakan dengan irama yang khas agar mudah dihafal oleh peserta.
Baramulo, rukun smbakyang itu ado tigo bleh parakaro...
Yang partamo tegak dingan bnar, yang kaduo dimumbaco niat....
Bermula rukun shalat itu ada tiga belas perkara
Yang pertama berdiri dengan betul, yang kedua membaca niat
Masih banyak lagi bentuk tale yang berasal dari Kerinci dilestarikan dan banyak juga yang hampir punah. Kearifan lokal yang lahir dan diwarisi turun temurun kini nasibnya diujung tanduk dan diujung senja peradaban.
Tergantung generasi muda yang menjaga dan melestarikan kearifan lokal agar ia tetap abadi atau hilang tak tentu rimbanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H