Mohon tunggu...
Zamzami Tanjung
Zamzami Tanjung Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Bayang Jam Gadang Part-5

22 Januari 2016   15:39 Diperbarui: 22 Januari 2016   16:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“tidak... mana berani kami menerobos badai seperti itu” ucap petugas itu.

Ah... ternyata sosok hitam tadi bukanlah petugas pos penjagaan? Lalu siapa? Tanya hatiku. Sosok hitam tadi sepertinya telah menolong kami.

Kekasihku yang kelelahan mengambil tempat untuk duduk. Seperti janjiku, aku memijit kakinya yang lecet. Seorang teman lagi menghidupkan Hapenya yang ketika digunung tadi tidak bisa hidup karena kehabisan bateray ternyata setelah tiba dibawah bisa hidup kembali dan yang lebih anehnya bateranya masih penuh, aneh memang. Teman ini meminta temannya untuk menjemput dengan mobil walaupun waktu telah menunjukkan jam 12 malam, dia tetap mendesak, karena yang ditelepon adalah mantan kekasihnya. Maka dia berjanji untuk menjemputnya, kami sudah lelah dengan kondisi pegunungan ini yang selalu membuat kami tegang, maka kami berniat malam ini untuk kembali. Kami benar-benar lelah... dan tak terasa kami tertidur disebuah meja. Hingga kami dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil yang ternyata teman yang tadi ditelepon.

Singgalang, bersama jam gadang aku meminta maaf karena kelancanganku yang telah membongkar misterimu. Mudah-mudahan tamu-tamu yang akan menjejaki punggungmu bisa tahu adat dan bersopan santun ketika menjadi tamu dilingkunganmu, maafkan...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun