Mohon tunggu...
Zamzami Tanjung
Zamzami Tanjung Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Bayang Jam Gadang Part-5

22 Januari 2016   15:39 Diperbarui: 22 Januari 2016   16:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Untuk lebih meyakinkan, maka kutaruh sebuah botol hingga sekarang ada dua botol yang aku taruh disamping jalan kami. Kami kembali berjalan berharap sampai di pos pendakian.

Dan alangkah terkejutnya aku ketika kembali menemui dua botol yang aku taruh disamping jalan tadi.

Ternyata sejak tadi, leader yang didepan dan beberapa anggota tim lain sudah menyadari bahwa kami sudah berjalan yang jalannya itu-itu saja alias berputar-putar ditempat yang sama, dalam istilah orang tua disebut “takuruang dalam rimbo”.

Permintaan berteriak, membunyikan peluit dan membakar unggun sebenarnya untuk memberitahukan kepada orang yang dibawah sana bahwa kami tersesat. Setelah aku menyadai bahwa kami “dipermainkan” oleh sesuatu yang tidak kasat mata, maka aku meminta kepada leader yang didepan untuk berhenti dan berkumpul membentuk lingkaran.

“ada apa sebenarnya?” tanyaku.

“ya si bapak sudah mengerti, mengapa harus nanya balik?” ucap seseorang anggota tim.

Beberapa perempuan anggota tim yang lain langsung menangis, ya.. kata yang tidak kami ucapkan adalah bahwa kami tersesat dan di permainkan oleh penghuni rimba ini yang notabenenya adalah makhluk halus.

Aku menarik nafas sejenak dan memperhatikan rimbun hutan disekeliling.

“kita harus bakar api unggun dan jangan berjalan lagi, kalau berjalan bisa-bisa kita tersesat lebih jauh, biar orang mencari kita nanti”, usul seorang teman.

Namun anggota perempuan yang lain sambil menangis menolak, karena dia sudah janji untuk pulang besok kepada orang tuanya.

Seperti kembali mengambil posisi leader/pemimpin rombongan, aku kemudian meminta seluruh anggota tim untuk berkumpul dalam satu lingkaran dan saling memegang tangan. Sementara disekeliling kami terasa ada yang mengawasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun