Mohon tunggu...
Zamzami Tanjung
Zamzami Tanjung Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Melihat berbagai sisi, menjadi berbagai sisi, merasa berbagai sisi, berharap bijak jadi teman abadi, visit my blog winzalucky.wordpress.com, zamzamitanjung.blogspot.com and enjoy it :)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Bayang Jam Gadang Part-5

22 Januari 2016   15:39 Diperbarui: 22 Januari 2016   16:10 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ah.. sudahlah nanti dibawah kakinya akan ku pijit, yang jelas sekarang ayo cepat, kita hampir sampai. Perhatikan jalan dan jangan lihat yang lain”, perintahku.

Di bawah sana aku melihat sebuah perkampungan, cukup elit untuk sebuah perkampungan ditengah hutan belantara, sejenak aku lega... akhirnya sebentar lagi sampai... namun otak jernihku dan nuraniku berontak, tidak mungkin ada kampung ditengah hutan seperti ini!

Perkampungan itu seperti memanggil-memanggilku untuk datang dan memasukinya. Namun nuraniku terus berontak, tidak mau!

Aku berhenti sesaat, menghirup nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata. Lalu aku membuka kembali mata dan kampung yang tadi hilang dari tatapan berganti dengan kegelapan hutan.

“Hah... ternyata mataku semakin berulah”, batinku.

Kami terus menapaki jalan yang terasa semakin berat dan semakin lama, padahal menurut perhitunganku dari batas hutan pimpiang hingga menuju pos pendakian hanya membutuhkan waktu 1 jam. “Namun ini sudah berapa jam kami berjalan tapi tidak sampai-sampai juga”, batinku.

“Mungkinkah kami tersesat”, lanjut batinku.

“ah.. tidak mungkin..” Aku terus berjalan.

Aneh memang, terasa kami melewati jalan yang sama setelah berjalan selama 15 menit. Namun hatiku tidak mempedulikan itu.

Sejenak teman yang ada dibelakang memanggilku, “pak, kita berhenti dulu!”, ah memang sejak tadi kami tidak berhenti berjalan, aku menhentikan langkahku dan tim juga ikut beristirahat sejenak.

“bagaimana pak?”, tanya seorang dari anggota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun