Mohon tunggu...
Zalfa Zahya Aini
Zalfa Zahya Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial emosional

28 Januari 2025   23:44 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:44 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial-emosional sangat penting karena keduanya membentuk cara individu memahami, mengelola emosi, dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana lingkungan dan budaya memengaruhi perkembangan ini:

---

1. Peran Lingkungan

Lingkungan mencakup keluarga, teman, sekolah, dan komunitas tempat individu tumbuh. Berikut adalah elemen-elemen utamanya:

a. Keluarga

Hubungan Pengasuhan: Pola asuh yang diberikan orang tua atau pengasuh utama sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial-emosional anak.

Pengasuhan yang Responsif: Membantu anak merasa aman, percaya diri, dan mampu mengelola emosinya.

Pengasuhan yang Otoritatif: Menggabungkan kasih sayang dengan aturan yang jelas, sehingga anak belajar memahami emosi dan menjalin hubungan yang sehat.

Kehadiran Emosional: Keterlibatan emosional orang tua, seperti mendengarkan anak atau membantu mengatasi stres, membantu membangun empati dan regulasi emosi.

b. Teman Sebaya

Interaksi Sosial: Anak belajar berbagi, bekerja sama, dan mengatasi konflik dari hubungan dengan teman sebaya.

Dukungan Sosial: Teman sebaya menjadi sumber dukungan emosional, terutama selama masa remaja.

c. Lingkungan Sekolah

Pengaruh Guru: Guru yang suportif dapat membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan regulasi emosi.

Kegiatan Sosial: Kegiatan kelompok, seperti diskusi atau proyek bersama, membantu anak belajar bekerja sama dan menghormati perbedaan.

d. Lingkungan Sosial yang Lebih Luas

Komunitas: Kehadiran komunitas yang mendukung, aman, dan inklusif memberikan rasa aman dan memfasilitasi interaksi sosial yang positif.

Kondisi Ekonomi dan Sosial: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang kurang stabil, seperti kemiskinan atau konflik, cenderung menghadapi tantangan emosional lebih besar.

---

2. Peran Budaya

Budaya mencakup nilai, norma, keyakinan, dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya memengaruhi bagaimana individu memahami dan mengekspresikan emosi, serta bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

a. Nilai Budaya tentang Emosi

Budaya individualistik (seperti budaya Barat) cenderung menekankan ekspresi emosi individu dan kemandirian. Orang diajarkan untuk terbuka dalam menyatakan perasaan.

Budaya kolektivistik (seperti budaya Asia) cenderung menekankan harmoni sosial dan pengendalian emosi untuk menjaga hubungan.

b. Pola Interaksi

Budaya memengaruhi bagaimana anak diajarkan untuk bersikap kepada orang lain, seperti hormat kepada orang tua, berbagi dalam kelompok, atau menunjukkan rasa terima kasih.

Contoh: Dalam beberapa budaya, anak diajarkan untuk menghindari kontak mata sebagai tanda hormat, sementara dalam budaya lain, kontak mata dianggap penting untuk menunjukkan perhatian.

c. Sosialisasi Gender

Budaya menentukan bagaimana emosi dan perilaku sosial dipengaruhi oleh gender.

Misalnya, dalam beberapa budaya, anak laki-laki mungkin diajarkan untuk menahan emosi tertentu (seperti menangis), sedangkan anak perempuan didorong untuk lebih ekspresif secara emosional.

d. Praktik Pengasuhan

Budaya memengaruhi cara orang tua mendidik anak. Misalnya:

Budaya Barat: Orang tua mungkin lebih menekankan kebebasan dan eksplorasi individu.

Budaya Timur: Orang tua cenderung menekankan rasa hormat kepada orang tua dan tanggung jawab kolektif.

e. Tradisi dan Ritual

Tradisi budaya, seperti perayaan, permainan tradisional, atau upacara keagamaan, memberikan pengalaman sosial yang membantu anak memahami nilai dan norma dalam masyarakat mereka.

---

3. Interaksi Lingkungan dan Budaya

Lingkungan dan budaya sering kali saling terkait dalam membentuk perkembangan sosial-emosional:

Lingkungan keluarga dan teman mencerminkan nilai budaya tertentu.

Institusi seperti sekolah sering kali mengajarkan norma budaya yang berlaku di masyarakat.

Pengalaman hidup individu (misalnya, migrasi atau paparan terhadap budaya lain) dapat memperkaya pemahaman sosial-emosional mereka.

---

Kesimpulan

Lingkungan memberikan pengalaman langsung yang membentuk kemampuan sosial-emosional individu, sementara budaya menyediakan kerangka nilai dan norma yang memandu bagaimana emosi dan hubungan sosial dipahami dan diekspresikan. Kombinasi keduanya sangat penting dalam membentuk identitas, kemampuan regulasi emosi, dan keterampilan sosial seseorang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun