Budaya individualistik (seperti budaya Barat) cenderung menekankan ekspresi emosi individu dan kemandirian. Orang diajarkan untuk terbuka dalam menyatakan perasaan.
Budaya kolektivistik (seperti budaya Asia) cenderung menekankan harmoni sosial dan pengendalian emosi untuk menjaga hubungan.
b. Pola Interaksi
Budaya memengaruhi bagaimana anak diajarkan untuk bersikap kepada orang lain, seperti hormat kepada orang tua, berbagi dalam kelompok, atau menunjukkan rasa terima kasih.
Contoh: Dalam beberapa budaya, anak diajarkan untuk menghindari kontak mata sebagai tanda hormat, sementara dalam budaya lain, kontak mata dianggap penting untuk menunjukkan perhatian.
c. Sosialisasi Gender
Budaya menentukan bagaimana emosi dan perilaku sosial dipengaruhi oleh gender.
Misalnya, dalam beberapa budaya, anak laki-laki mungkin diajarkan untuk menahan emosi tertentu (seperti menangis), sedangkan anak perempuan didorong untuk lebih ekspresif secara emosional.
d. Praktik Pengasuhan
Budaya memengaruhi cara orang tua mendidik anak. Misalnya:
Budaya Barat: Orang tua mungkin lebih menekankan kebebasan dan eksplorasi individu.