Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lukisan Langit

10 September 2022   17:10 Diperbarui: 12 September 2022   22:00 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi melukis mimpi. (sumber: pixabay.com/willgard)

"Kenapa tertawa?"

Lagi, liang telingaku dipenuhi tawa. Kali ini berganti nada riang. Pertanda, kau sedang merayakan sebuah kemenangan.

"Jawabanku salah?"

Tak lagi ada tawamu. Hanya anggukan pelan kepalamu. Dan, kau pasti tahu. Aku lebih memilih menunggu. Penjelasan darimu.

"Warna biru adalah titik terjauh jangkauan mata manusia, Mas."

"Hah?"

"Laut dan gunung yang jauh pun, akan terlihat biru, kan?"

Kusimak ujaranmu yang pelan dan perlahan. Namun, penuh keyakinan. Pun, tak tersedia celah bagiku untuk menyanggahmu. Sebab, pondasi keyakinan adalah kebenaran. Hanya keyakinan, satu-satunya cara yang mampu menggugat sebuah kebenaran.

"Terkadang, aku ingin tahu. Cinta Mas untukku, warnanya apa?"

Tatapanmu lekat ke mataku. Menunggu. Aku terkejut mendengar tanyamu. Mencari tahu. Tapi pikiranku terperangkap ragu. 

Haruskah aku kembali menjawab warna biru? Atau memecah situasi pikir buntu, dengan memilih warna merah jambu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun