Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Lukisan Langit

10 September 2022   17:10 Diperbarui: 12 September 2022   22:00 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apakah karena bunga makhluk hidup. Dan, Mas tak mau memetiknya untukku, sebab hal itu akan menyakiti mereka?"

Sekilas, kulihat segaris tipis senyummu tersangkut di sudut bibirmu. Aku menikmati garis itu, dan mencoba mengurai alur pikirmu. Sekaligus meraba arah bicaramu.

"Atau, Mas punya alasan lain? Misalnya, Mas bingung memilih bunga, karena terlalu banyak warna dan aroma?"

Perlahan, kedua kakimu melangkah pelan. Mengantarkan tubuhmu duduk ke sisiku. Jemari tangan kananmu memagut erat genggaman tangan kiriku.

"Mas tak pernah mau menjawab, kan?"

Mata air kembali hadir di kedua sudut matamu. Kau sudah tahu, tak pernah ada jawabku untukmu, usai kau lontarkan pertanyaan itu.

Kubiarkan gulir waktu menjaga rahasiaku darimu: Kaulah bungaku.

***

"Mas tahu warna langit?"

"Biru, kan?"

Telingaku menangkap nada tawamu yang renyah. Nada yang menjadi pertanda, jika aku sudah terjebak masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun