Aih. Aku pun harus pasrah dengan argumentasi anak lelakiku itu. Maksudnya berbeda itu, karena kejunya jadi rahasia. Sebab tak terlihat dari luar. Yo,wes maneh! Tugasku, melakukan pujian! Ahaaay...
Aku gak tahu, kenapa harus ada kata Sari. Pokoke aku setuju, pas melihat menu itu terhidang di meja makan. Benar-benar hasil campuran berbagai bahan. Sehingga daftar bahannya jadi memanjang.
Ada potongan alpukat, agar-agar, cincau, buah kolang-kaling, pisang. Dan terakhir potongan semangka yang baru kubawa. Semua jenis bahan itu, dipotong kecil-kecil. Dimasukkan ke dalam air yang bercampur susu kental manis. Terakhir diberi es batu. Langsung jadi!
"Astaga! Ini nanti rasanya gimana?"
"Campur sari, Yah!"
Aku tak mau berdebat! Saat berbuka, kurasakan menu yang satu ini, benar-benar campur sari. Eh, campur rasa! Satu hal lagi, kecuali pisang dan semangka, bahan lainnya adalah bahan sisa untuk berbuka hari kemarin. Tuh, Ajib, kan?
Jadi? Begitulah! Menu berbuka hari ini menjadi tak biasa, gegara semua makanan menggunakan bahan serba pisang.
"Ada yang tanpa pisang, Nakdis! Makan nasi, gak ada pisangnya, kan?"
"Nanti? Sesudah makan, Ayah pasti makan pisang, kan?"
Satu usaha terakhirku, untuk membantah menu berbuka serba pisang pun digagalkan anak gadisku. Hiks...